Jambi (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jambi menargetkan angka inflasi tahunan (year on year/yoy) pada akhir 2022 pada kisaran enam persen.
Pelaksana Harian Asisten Ekonomi Pembangunan Provinsi Jambi, Johansyah di Jambi Selasa menyatakan optimistis daerah itu karena saat ini fokus dalam menekan angka inflasi setelah sempat melejit hingga 8,09 persen pada September 2022,
Laju inflasi Provinsi Jambi, yang berdasarkan penghitungan harga indeks konsumen (IHK) di Kota Jambi dan Kabupaten Bungo membaik pada Oktober 2022 menjadi 7,01 persen (yoy).
"Pemprov dan kabupaten/kota di Jambi fokus menurunkan angka inflasi dengan berbagai program dan strategi, termasuk fokusnya mengantisipasi fenomena jelang perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
Berdasarkan data statistik ada beberapa komoditas yang menjadi fokus perhatian Pemprov Jambi dalam mengatasi angka inflasi yakni komoditas beras. Salah satunya melakukan intervensi harga beras medium serta menyiapkan dana tak terduga termasuk untuk operasi pasar senilai Rp3 miliar.
"Intervensi harga beras untuk medium, sedangkan untuk premium tidak bisa diintervensi. Kita saat ini masih kaji solusi seperti apa skema subsidi untuk distributor ini," kata Johansyah.
Kemudian, dijelaskan bahwa komoditas yang menjadi perhatian pihak Pemprov Jambi lainnya adalah telur dimana telur ini sudah mulai naik walaupun tidak terlalu tinggi sehingga harus diantisipasi.
Pemerintah Jambi juga akan mencoba mengkaji bentuk subsidinya. Sebelumnya pernah dicoba kerja sama dengan perusahaan telur besar dan subsidinya dari mereka.
"Komoditas terakhir adalah daging ayam dan daging sapi. juga diantisipasi Pemprov Jambi atas kemungkinan kenaikan harga menjelang perayaan natal dan tahun baru. Kita minta Bulog agar stok daging ini harus banyak sehingga bisa mengimbangi dengan harga yang naik di pasaran," kata Johansyah menambahkan.