Jambi (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jambi menggelar Rapat Kerja Daerah Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS) Provinsi Jambi tahun 2023, di Hotel Aston Kota Jambi, Selasa (28/2).
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi Dr. Munawar Ibrahim mengatakan, Rakerda digelar untuk meningkatkan sinergitas dan kolaborasi dari para pemangku kepentingan di tingkat kabupaten kota se-Provinsi Jambi serta mitra dalam pencapaian sasaran penurunan stunting dan Bangga Kencana.
Selain itu untuk meningkatkan komitmen antara pemerintah Provinsi Jambi, kabupaten/kota serta para mitra dalam mendukung percepatan penurunan stunting dan program Bangga Kencana.
"Berkat konvergensi yang luar biasa di bawah koordinasi, bimbingan dan arahan Bapak gubernur melalui berbagai forum dan kesempatan, syukur alhamdulillah prevalensi stunting di Provinsi Jambi dapat di turunkan dari 22,4 menjadi 18 persen," katanya.
Hal tersebut berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 dan 2022 dengan sisa waktu yang tersedia dan sinergitas dan kolaborasi yang makin optimal lagi pada tahun ini dan tahun depan.
"Dibarengi doa kita bersama, Insya Allah tentu kita akan memperoleh hasil yang optimal, untuk itu pada hari ini kita melaksanakan Rakerda program Bangga Kencana dan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting tingkat Provinsi Jambi," katanya menambahkan.
Turut hadir dalam kegiatan Sekda Provinsi Jambi Sudirman, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, Kaper BKKBN Jambi Dr. Munawar Ibrahim, Forkopimda dan stakeholder lainya. Dan juga kegiatan ini dilaksanakan secara Hybrid dan ikuti oleh Penyuluh Keluarga Berencana (PKB),Petugas Lapangan Keluarga Berencana ( PLKB), Tim Percepatan Penurunan Stunting ( TPPS) dan Tim Pendampingan Keluarga (TPK) secara daring melalui zoom.
Sementara itu, Gubernur Jambi yang diwakili Sekda Provinsi Jambi, Sudirman dalam kesempatan itu mengapresiasi jajaran Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi bersama semua mitra kerja lintas sektor, perguruan tinggi, pihak swasta, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, organisasi keagamaan dan media, yang telah berperan secara aktif mendukung pelaksanaan Program bangga kencana di Provinsi Jambi.
"Program ini telah melihatkan hasil yang sangat menggembirakan ditanda dengan turunnya Angka Kelahiran Total (TFR) Jambi yaitu 2,28 hasil Sensus Penduduk Tahun 2020 dibandingkan pada tahun 2010 yaitu 2,51," katanya.
Dengan turunnya angka kelahiran rata-rata seorang perempuan selama masa reproduksinya (15-49 tahun) tentunya menjadi momentum untuk lebih meningkatkan kesejahteraan dan kualitas keluarga. Di sisi lain, permasalahan demi permasalahan terkait kependudukan ini bermunculan, sejalan dengan pertambahan penduduk.
"Saat ini, kita menghadapi masalah kemiskinan ekstrem, yang mana Angka Kemiskinan Ekstrem Jambi sebesar 1,16 persen masih berada di bawah nasional yaitu 2,04 persen. Angka Kemiskinan Ekstrem 11 kabupaten/kota berada di bawah angka nasional," jelasnya.
Dalam penanganan stunting, lanjut Sudirman, keluarga merupakan komponen utama yang sangat berperan dalam pencegahan maupun penanggulangannya, karena masalah gizi, sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga. Yaitu praktik pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan dan masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga untuk mengonsumsi makanan bergizi.
"Kita semua mengharapkan melalui keluarga dapat mewujudkan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Maju, dengan harapan bersama bahwa penanganan sumber daya manusia adalah tugas kita bersama," ujarnya.
Dalam penurunan stunting, selain terfokus pada ibu hamil dan balita, juga harus mencegah stunting dari hulu dengan menyiapkan remaja putri calon pengantin/calon ibu yang akan memasuki persiapan kehidupan berkeluarga dan kita harus memastikan setiap remaja putri calon pengantin harus melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan.
"Dalam percepatan penurunan stunting di Provinsi Jambi, tidak ada alasan lagi untuk tidak mencapai 12 persen pada tahun 2024. Secara kelembagaan, telah terbentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Provinsi Jambi, TPPS Tingkat Kabupaten/Kota, TPPS Tingkat Kecamatan dan TPPS Tingkat Kelurahan/Desa dan sudah terbentuk pula Tim Pendamping Keluarga dan Tim Audit Kasus Stunting di setiap kabupaten/kota yang terdiri dari para pakar/ahli," kata Sudirman.
Pada tahun 2022, kata Sudirman, Pemerintah Provinsi Jambi telah berupaya dalam percepatan penurunan stunting melalui TPPS yang telah dibentuk dan telah dilaksanakan program-program strategis yang berada di masing-masing dinas instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi maupun badan-badan yang langsung di bawah kementerian atau lembaga pusat.
Salah satu gerakan yang telah dicanangkan oleh BKKBN yaitu Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), yaitu platform keterlibatan pemangku kepentingan secara terstruktur dan terukur yaitu orang perorangan, masyarakat, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha, media massa, perguruan tinggi, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan mitra pembangunan dalam mempercepat penurunan stunting yang menyasar langsung kepada keluarga berisiko stunting yaitu remaja/calon pengantin/calon pus, ibu hamil, ibu pasca persalinan/menyusui, dan balita usia 0-59 bulan.
"Saya menyampaikan terima kasih kepada para pihak yang telah menjadi Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting di Provinsi Jambi, yaitu yang secara langsung menyasar kepada keluarga-keluarga berisiko stunting. Saya harapkan pada tahun 2023 ini program ini harus terus dapat berjalan dengan baik dan ada peningkatan bantuan kepada sasaran yang lebih banyak lagi," ujar Sudirman.
Sudirman juga berterima kasih kepada seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Jambi, Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Desa, Tim Pendamping Keluarga, Tim Audit Kasus Stunting yang sudah bekerja secara maksimal.
Dimana selama periode tahun 2021-2022, telah berhasil menurunkan prevalensi stunting Provinsi Jambi berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, yaitu menjadi 18 persen dari sebelumnya sebesar 22,4 persen berdasarkan SSGI tahun 2021.
Penurunan prevalensi stunting di Provinsi Jambi termasuk sepuluh besar provinsi penurunan angka stunting, sebesar 4,4 persen. Sudirman mengapresiasi bagi kabupaten pencapaian penurunan stuntingnya tertinggi tahun 2022, yaitu Kabupaten Tanjungjabung Barat, yang turun menjadi 9,9 persen.
"Dengan keberhasilan penurunan prevalensi stunting ini, target kerja kita untuk mencapai 12 persen masih panjang, sementara sisa waktu kita sudah tidak terlalu lama lagi. Untuk itu, saya mengharapkan kita jangan terlalu lengah. Tim Percepatan Penurunan Stunting harus tetap bekerja dengan masif, maksimal dan terus menjalin kerja sama yang solid dan kompak," tambahnya.(*)