Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUP Fatmawati, Elizabeth Yasmine Wardoyo menyebut gagal ginjal rentan menimbulkan komplikasi kesehatan seiring waktu dan salah satu komplikasi yang paling umum adalah anemia.
Menurutnya, kebanyakan orang yang mengalami gagal ginjal juga mengalami anemia. Terutama ketika kerusakan ginjal sudah kronis atau sangat parah sehingga kurang dari 15 persen ginjal yang berfungsi normal.
Adapun anemia merupakan suatu kondisi di mana kadar hemoglobin dan sel darah merah kurang dari normal. Akibatnya, transportasi oksigen ke seluruh tubuh menjadi terganggu.
Gejala anemia pada pasien gagal ginjal di antaranya mudah kelelahan dan tubuh terasa lemah, kulit pucat, pegal-pegal, sakit kepala, peka terhadap dingin, susah tidur, kesulitan berkonsentrasi, hingga pusing, bahkan pingsan.
“Sering kali memiliki lebih dari satu penyebab. Ketika ginjal mengalami kerusakan, organ ini menghasilkan lebih sedikit eritropoietin (EPO), yakni hormon yang memberi sinyal pada sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah,” imbuh Elizabeth.
Ia menyebut semakin sedikit EPO yang dihasilkan ginjal, akan semakin sedikit sel darah merah yang diproduksi tubuh. Oleh sebab itu, lebih sedikit pula oksigen yang dikirim ke organ tubuh dan jaringan. Ini alasan mengapa anemia sangat dekat dengan penyakit gagal ginjal.
Selain karena sel darah merah yang diproduksi tubuh lebih sedikit, sel darah merah hidup dalam aliran darah dalam waktu yang lebih singkat dari biasanya. Hal ini membuat sel darah penderita kemudian mati lebih cepat dibandingkan sel yang bisa diganti.
Pada beberapa kasus, penyebab lain dari anemia yang berhubungan dengan gagal ginjal adalah kehilangan banyak darah, seperti ketika saat menjalani prosedur dialisis, infeksi, atau peradangan.
“Kondisi ketika tubuh kekurangan nutrisi seperti zat besi dan protein, serta pasien yang juga memiliki penyakit diabetes bisa menjadi penyebab,” ujarnya.