Jambi (ANTARA) - Puluhan ribu perempuan pra sejahtera di Jambi tumbuh berdaya bersama BTPN Syariah melalui Tepat Pembiayaan Syariah hingga mampu meningkatkan perekonomian keluarga.
Corporate dan Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin di Jambi, Jumat, mengatakan BTPN Syariah membuka akses inklusi di Jambi sejak Agustus 2015 . Hingga Februari 2023, pembiayaaan yang sudah tersalurkan lebih dari Rp120 miliar.
"Ada lebih 39.000 perempuan keluarga inklusi di Jambi yang dilayani dan tumbuh bersama kami," kata dia.
Pembiayaan nasabah inklusi yang diberikan BTPN Syariah diberikan berkelompok melalui Tepat Pembiayaan Syariah. Pembiayaan ini diberikan tanpa jaminan untuk modal usaha bagi masyarakat inklusi khususnya perempuan.
Empat karakter yang ditanamkan oleh BTPN Syariah kepada perempuan-perempuan penerima Pembiayaan ini yakni berani berusaha, disiplin, kerja sama dan saling bantu (BDKS).
Karakter inilah yang diyakini oleh BTPN Syariah harus ditanamkan dalam diri setiap nasabah sehingga menjadi kekuatan bagi nasabah dalam menjalankan usaha dan memenuhi kewajibannya.
Tidak hanya memberikan akses keuangan dan modal usaha, Tepat Pembiayaan Syariah juga mengupayakan pemberdayaan melalui pelatihan dan pendampingan yang berkala dibidang pengetahuan keuangan, kewirausahaan dan kesehatan.
Dari puluhan ribu sosok perempuan yang berdaya melalui BTPN Syariah ini kemudian muncullah perempuan-perempuan inspiratif yang berhasil membangun prilaku BDKS dalam usahanya.
Satu dari ribuan perempuan itu diantaranya adalah pemilik usaha pempek dengan brand Hafish bersama Neng Maryani. Perempuan paruh baya ini memulai usaha pempek dari berdagang keliling. Kemudian ia bertemu dengan BTPN Syariah pada 2016 dan mendapatkan pinjaman modal sebesar Rp4 juta.
Berjalan beberapa tahun dari pinjaman modal Tepat Pembiayaan Syariah serta bimbingan pengelolaan usaha BTPN Syariah itu kini pengusaha asal Telanai Pura, Kota Jambi ini meraup keuntungan hingga Rp50 juta per bulan.
"Kalau bulan biasa bisa Rp20 juta per bulan, kalau momen ramadhan, lebaran, natal bisa Rp50 juta per bulan," kata Neng Maryani.
Selain Neng Maryani, ada pula sosok perempuan berdaya lainnya yakni Rina Wati (31). Rina memegang peranan penting sebagai ketua bagi kelompok perempuan Pudak 06 Fajar. Sebuah kelompok perempuan keluarga inklusi di Jambi yang mendapatkan pembiayaan serupa.
Rina yang saat ini memiliki usaha fashion, furniture dan sembako mendapatkan pinjaman awal sebesar Rp2 juta pada tahun 2015. Rina bukan saja membawa dirinya berdaya, namun ia juga membawa perempuan lain di Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi mewujudkan impian mereka.
"Pinjaman saya yang awalnya cuma Rp2 juga sekarang sudah Rp30 juta. Kelompok kami disiplin dalam membayar, kerja keras meningkatkan usaha dan saling bantu anggota lainnya," katanya.
Meningkatnya kehidupan para perempuan ini juga tidak terlepas dari peranan Community Officer sebagai bankir pemberdaya yang menjadi ujung tombak bank dalam membuka akses keuangan bagi perempuan pra sejahtera.
Saat ini di Jambi terdapat 134 Community Officer. Community Officer inilah yang secara berkala tiap dua kali dalam sebulan menjumpai nasabah, memberikan pemberdayaan usaha dan keterampilan.