New York (ANTARA) - Harga minyak mentah berjangka menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena komentar terbaru menteri energi Saudi mendorong ekspektasi pengurangan produksi oleh negara-negara penghasil minyak di tengah perkiraan pasar bensin yang lebih ketat.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli menguat 85 sen atau 1,12 persen, menjadi ditutup pada 76,84 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga minyak bergerak lebih tinggi pada Selasa (23/5/2023) menyusul peringatan dari Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman bahwa short-selliers (mereka yang bertaruh bahwa harga akan turun) "hati-hati" seperti yang mereka lakukan pada April, kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA, pemasok jasa perdagangan multi-aset daring.
"Hati-hati" adalah pesan menjelang pertemuan berikutnya Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya awal bulan depan yang mungkin merupakan tanda bahwa kelompok tersebut sedang mempertimbangkan untuk memangkas produksi sekali lagi di tengah prospek ekonomi global yang lebih suram, menurut Erlam.
Erlam menambahkan harga minyak mentah Brent perlu naik di atas 77,50 dolar AS per barel untuk menandakan pergeseran sentimen.
Kedua harga acuan minyak memperpanjang kenaikan menjadi sekitar dua persen dalam perdagangan pasca-penyelesaian, setelah angka dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan besar dalam minyak mentah dan bensin minggu lalu, menurut sumber pasar.
Sementara itu, persediaan minyak mentah dan bensin komersial AS diperkirakan akan turun 500.000 barel dan 800.000 barel minggu lalu, menurut survei oleh S&P Global.
Jika data persediaan resmi dari Badan Informasi Energi AS, yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat, mengkonfirmasi angka badan industri (API) persediaan bensin AS akan turun untuk minggu ketiga berturut-turut ke level pra-Memorial Day terendah sejak 2014.
Liburan Memorial Day tahun ini pada 29 Mei, secara tradisional menandai awal perjalanan puncak musim panas AS. Bensin berjangka AS naik 2, persen pada Selasa (23/5/2023) setelah data API.