Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan bahwa pembangunan jalan desa dengan Dana Desa selama 2015-2023 berhasil meningkatkan ekonomi warga desa.
Ia mengemukakan peningkatan ekonomi warga desa itu ditunjukkan oleh peningkatan proporsi pengeluaran 40 persen golongan terbawah di desa naik 0,64 persen dan 40 persen golongan menengah naik 1,44 persen, sebaliknya 20 persen golongan teratas turun 2,08 persen.
Ia menambahkan, meningkatnya proporsi pengeluaran pengeluaran warga desa itu juga menunjukkan bahwa alokasi dana desa tepat sasaran dan sesuai kebutuhan desa.
"Perlu dicatat bahwa Dana Desa berasal dari APBN yang secara khusus ditransfer langsung dari rekening kas negara ke rekening kas desa. Negara kemudian membuka ruang partisipasi rakyat desa agar secara mandiri menentukan penggunaan Dana Desa sehingga jenis pengeluaran itu tepat sesuai kebutuhan rakyat desa," tuturnya.
Mendes PDTT mengemukakan pada tahun 2015 warga desa memutuskan untuk membangun 30.787 kilometer jalan desa dan pada tahun 2016 membangun 60.762 kilometer.
Kemudian pada tahun 2017 membangun 61.793 kilometer jalan di desa, pada tahun 2018 membangun 38.259 kilometer, dan pada tahun 2019 membangun 40.109 kilometer.
Bahkan, pada masa pandemi COVID-19, pada tahun 2020 desa tetap membangun 30.168 kilometer jalan desa, pada tahun 2021 membangun 46.612 kilometer, dan pada tahun 2022 membangun 3.166 kilometer jalan desa.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa Dana Desa telah membawa dampak sangat besar bagi masyarakat dan mampu membangun Indonesia dari kawasan pinggiran.
"Kita bisa melihat apa yang telah desa lakukan pada masa pandemi COVID-19 beberapa waktu lalu, di mana bansos-bansos turun dengan cepat dan tepat sasaran melalui dana desa," katanya.