Bangko, Merangin (ANTARA) - Wakil Bupati Merangin Nilwan Yahya membuka forum koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Merangin 2023, di Aula Bappeda Merangin, Kamis.
Ketua TPPS Merangin Nilwan Yahya tersebut mengatakan stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, tapi juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal.
‘’Kondisi ini menyebabkan kemampuan mental dan belajar anak di bawah rata-rata. Ini bisa berakibat prestasi belajar yang buruk,’’ katanya
Kunci pencegahan stunting jelas wabup, ada pada seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK), sehingga perhatian kepada ibu hamil serta balita perlu terus ditingkatkan.
Selain itu, intervensi terhadap remaja putri dan calon pengantin juga terus dilakukan, sehingga tercipta generasi yang cerdas, sehat dan berprestasi terhindar dari stunting.
‘’Alhamdulillah berkat kerja keras kita semua, angka stunting di Kabupaten Merangin mengalami penurunan dari 19,7 persen menjadi 14,5 persen. Untuk Provinsi Jambi juga turun dari dari 22,4 persen menjadi 18 persen,’’kata Wabup.
Sedangkan untuk Indonesia, angka stunting juga berhasil diturunkan dari 24,4 persen menjadi 21,6 persen. Pada kesempatan itu, wabup mengapresiasi dan berterima kasih kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam TPPS Merangin.
‘’Semoga pada 2024 nanti, target prevalensi stunting Kabupaten Merangin menjadi sembilan persen dapat kita capai. Teruslah bekerja semaksimal mungkin, sehingga Merangin bisa bebas dari stunting,’’katanya.
Sementara itu, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi Yudi Hendra Musrizal mengatakan melihat data keluarga beresiko stunting dan data anak stunting menjadikan TPPS, harus tetap memfokuskan pada usaha pencegahan dan memperbaiki anak dengan stunting.
‘’Apa yang sudah kita lakukan, terlihat pada jumlah anak stunting yang menurun. Kita pastikan para balita siap dalam kondisi normal pada pelaksanaan survei yang akan dilakukan pada Agustus - September 2023 mandatang,’’kataYudi Hendra.
Pencegahan kejadian stunting lanjut Yudi, dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya program elsimil (elektronik siap nikah siap hamil), dengan melakukan skrining calon pengantin dari status Kesehatan, apakah sudah siap untuk menikah dan hamil.
Selain itu, pendampingan keluarga berisiko stunting oleh TPK (Tim Pendamping Keluarga) juga harus terus di gejot. Jumlah pendamping keluarga untuk Kabupaten Merangin sejumlah 699 petugas.
Yudi juga berharap, intervensi kepada anak stunting dan keluarga berisiko stunting juga dilakukan sektor lain, seperti dunia usaha baik perusahaan atau perorangan, dengan program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
Wakil Bupati Batanghari buka forum koordinas TPPS 2023
Kamis, 15 Juni 2023 15:36 WIB