New York (ANTARA) - Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena yen Jepang jatuh dan imbal hasil obligasi Pemerintah Jepang meningkat.
Obligasi Pemerintah Jepang bertenor 10 tahun diperdagangkan pada hasil tertinggi sejak 2014 di atas 0,60 persen. Pergerakan tersebut menjadi panas setelah penyesuaian kebijakan Bank Sentral Jepang pada Jumat (28/7) terhadap kontrol kurva imbal hasil obligasi.
Bank juga mengumumkan program pembelian obligasi tidak terjadwal pada Senin (31/7), sebuah rencana obligasi pemerintah 5-10 tahun dengan skala 300 miliar yen.
Sebagai reaksi terhadap laporan ekonomi yang beragam, yen Jepang terus menurun sebagai pelemahan terbesar pada Senin (31/7). Dolar AS dibeli 142,2640 yen Jepang, jauh lebih tinggi dari 141,1080 yen Jepang pada sesi sebelumnya.
Pada Senin (31/7), Indeks Manajer Pembelian Chicago meningkat menjadi 42,8 untuk Juli dari 41,5 pada Juni.
Sementara itu, Survei Prospek Manufaktur Texas yang dirilis oleh Federal Reserve Dallas mengungkapkan bahwa indeks utama bisnis manufaktur terangkat sedikit lebih tinggi menjadi minus 20 pada Juli dari minus 23,2 pada Juni.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0999 dolar AS dari 1,1023 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2837 dolar AS dari 1,2855 dolar AS.
Dolar AS naik menjadi 0,8718 franc Swiss dari 0,8695 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3176 dolar Kanada dari 1,3240 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,5112 krona Swedia dari 10,5354 krona Swedia.