New York (ANTARA) - Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena Senat AS terus melanjutkan rencana perjanjian pendanaan sementara yang diperkirakan akan ditentang oleh Partai Republik di DPR.
Kongres AS menghadapi tenggat waktu tengah malam pada Sabtu (30/9), untuk meloloskan anggaran baru, namun Ketua DPR Kevin McCarthy mengatakan masih ada waktu untuk mencapai kesepakatan yang terlambat. “Saya bangun setiap hari dengan optimis,” katanya. "Menurutku, berikan uangmu padaku. Kami akan menyelesaikan ini," katanya pula.
Dalam hal data ekonomi, produk domestik bruto (PDB) AS meningkat pada tingkat tahunan sebesar 2,1 persen yang belum direvisi pada kuartal terakhir, kata Pemerintah setempat pada Kamis (28/9), dalam estimasi ketiga PDB untuk periode April-Juni.
Federal Reserve AS mungkin berada di titik puncak “sesuatu yang jarang terjadi” dengan menurunkan inflasi tanpa memberikan dampak besar terhadap lapangan kerja dan pertumbuhan, dan harus ekstra hati-hati untuk tidak terlalu mengandalkan sejarah perjuangan inflasi di masa lalu dalam merencanakan langkah kebijakan lebih lanjut, Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan pada Kamis (28/9).
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0553 dolar AS dari 1,0508 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2196 dolar AS dari 1,2137 dolar AS.
Dolar AS dibeli 149,2380 yen Jepang, lebih rendah dari 149,5950 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9162 franc Swiss dari 0,9208 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3500 dolar Kanada dari 1,3510 dolar Kanada. Dolar AS merosot menjadi 10,9344 krona Swedia dari 11,0471 krona Swedia.