New York (ANTARA) - Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah Moody's menurunkan peringkat beberapa bank AS kecil hingga menengah dan inflasi Jerman melambat pada Juli.
Sementara investor mengantisipasi laporan inflasi AS Juli untuk menunjukkan ketahanan, beberapa komentar yang relatif hawkish dari beberapa pejabat Federal Reserve pada Senin (7/8) mengangkat imbal hasil dolar AS.
Kenaikan suku bunga tambahan kemungkinan akan diperlukan untuk menurunkan inflasi ke target 2,0 persen Fed AS, Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan pada Senin (7/8).
Secara terpisah, Presiden Federal Reserve New York John Williams mencatat bahwa kebijakan perlu "dipertahankan untuk beberapa waktu" dan terbuka untuk kenaikan lebih lanjut jika diperlukan.
Sementara itu, Moody's pada Senin (7/8) malam memangkas peringkat kredit beberapa bank kecil hingga menengah AS dan mengatakan akan menurunkan peringkat beberapa pemberi pinjaman terbesar di negara itu.
Lembaga pemeringkat itu memperingatkan bahwa kekuatan kredit sektor perbankan kemungkinan akan diuji oleh risiko pendanaan dan profitabilitas yang lebih lemah.
Inflasi Jerman mereda pada Juli, kantor statistik federal Jerman mengatakan pada Selasa (8/8), mengkonfirmasi data awal kenaikan 6,5 persen harga konsumen pada Juli, menyusul kenaikan 6,8 persen pada Juni.
Imbal hasil obligasi Pemerintah AS dan Eropa turun, membalikkan beberapa kenaikan yang terlihat selama seminggu terakhir.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0960 dolar AS dari 1,1007 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2746 dolar AS dari 1,2784 dolar AS.
Dolar AS dibeli 143,3690 yen Jepang, lebih tinggi dari 142,4180 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,8756 franc Swiss dari 0,8730 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3416 dolar Kanada dari 1,3364 dolar Kanada. Dolar AS naik menjadi 10,7000 krona Swedia dari 10,5779 krona Swedia.