Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) bakal mengembangkan bahan bakar berbasis bioenergi dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang ada sebagai tindak lanjut dari pertemuan B20 Summit 2023 di New Delhi, India.
"Nanti, energi kami akan berbasis bioenergi karena Indonesia ada banyak sumber daya. Di India, saya bertemu dengan technology liaison untuk bioetanol dan limbahnya bisa diproses di perusahaan India, ini salah satu follow up yang akan kami kerja samakan," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menurutnya, pengembangan bioenergi memiliki banyak manfaat dalam mempercepat transisi energi.
"Bagi Pertamina, bioenergi bukan hanya mengurangi emisi saja tetapi mengurangi ketergantungan impor dan menciptakan lapangan pekerjaan. Ketika perkebunan kami dorong, kami tambah menyerap banyak tenaga kerja," ujar Nicke.
Pertamina melihat bahwa untuk meningkatkan kemandirian energi, sumber daya alam yang dimiliki Indonesia juga harus dioptimalkan.
"Baru namanya sustainable, the real sustainable energy itu sebetulnya kami memiliki sumber daya," tuturnya.
Sebagai Co-Chair Task Force Energy Climate Energy Sources Efficiency B20 India, ia juga memastikan agenda-agenda besar dalam rekomendasi B20 Bali dan India terus ditindaklanjuti.
Pertama, terkait energi yang lebih berkelanjutan, salah satunya adalah new & renewable energy. Kedua, dalam menjalankan transisi energi harus adil dan terjangkau. Ketiga, sebagai negara berkembang seperti juga India dengan jumlah tenaga kerja yang banyak. Oleh karena itu harus dipastikan bahwa setiap orang memiliki akses ke energi yang bersih, modern, dan terjangkau.
"Kami tidak mungkin mengerjakannya sendiri, setiap negara tidak mungkin mengerjakan sendiri, jadi global cooperation sangat penting. Pertamina sendiri sudah melakukan beberapa inisiatif dalam konteks global cooperation untuk transisi energi," ucap Nicke.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan Pertamina semakin gencar mengembangkan inisiatif program transisi energi sejalan dengan tren dunia.
"Transisi energi dijalankan Pertamina dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, aksesibilitas, keterjangkauan, akseptabilitas, dan keberlanjutan. Dalam jangka pendek, transisi energi tidak akan mengganggu ketahanan energi, namun di sisi lain, bisa mencapai target pengurangan emisi karbon," kata Fadjar.