Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak dari Universitas Tarumanegara dr. Ferdy Limawal, SpA, menegaskan bahwa popok bayi sekali pakai yang mengandung klorin sebaiknya memang dihindari, sebab bisa mengakibatkan iritasi dan ruam hingga penyakit yang berbahaya.
Popok merupakan barang yang tak bisa lepas dari bayi karena berfungsi untuk menahan feses dan urine si kecil yang bisa keluar setiap saat. Belakangan beredar berita bahwa beberapa merek popok bayi yang ada di pasaran mengandung zat kimia berbahaya seperti pemutih atau lebih dikenal dengan nama klorin.
Dalam jumlah tertentu penggunaan klorin pada popok bayi sekali pakai dikabarkan masih tergolong aman. Meski demikian, bila digunakan setiap hari dan bersentuhan langsung dengan kulit bayi dapat meningkatkan potensi penyakit.
Ferdy menjelaskan gejala yang bisa dialami bayi ketika menggunakan popok sekali pakai yang mengandung klorin, seperti kulit bersisik, gatal, timbul kemerahan pada area yang terpapar hingga beruntusan.
“Hal tersebut terjadi karena kandungan klorin dapat membuat kulit terasa kering sehingga menyebabkan iritasi serta munculnya risiko alergi pada bayi,” kata Ferdy.
Ferdy mengimbau untuk memilih popok sekali pakai yang bebas dari zat kimia berbahaya seperti klorin. Popok akan lebih aman jika terbuat dari bahan organik.
Pemengaruh sekaligus ibu dari tiga anak Zhi Alatas mengaku cukup pilih-pilih saat memilih popok sekali pakai untuk buah hatinya salah satunya karena kulit sang anak tergolong sensitif.
Pemengaruh lainnya, Jean Girsang, menceritakan dia pernah memiliki pengalaman kurang menyenangkan ketika mencoba berbagai merek popok untuk anak pertamanya.
“Dulu, pas anak pertama, aku sering coba-coba merek popok. Niatnya supaya dapat yang harganya murah biar bisa hemat. Eh tapi malah nggak jadi hemat karena kena muncul ruam," kata Jean.
Jean juga menambahkan, dengan hadirnya Offspring di Indonesia, banyak ibu yang terbantu untuk memilih produk premium dengan kualitas terbaik tanpa perlu membeli dari jasa titip atau jastip.