Jakarta (ANTARA) - Mata uang rupiah di akhir perdagangan Jumat menguat ditopang oleh surplus neraca perdagangan Indonesia pada November 2023.
"Di sisi dalam negeri, Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus pada November 2023 sebesar 2,41 miliar dolar AS. Ini merupakan surplus beruntun ke-43," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Taufan menuturkan nilai ekspor Indonesia pada November 2023 mencapai 22 miliar dolar AS, turun 8,56 persen dibandingkan November 2022, namun secara bulanan nilai ekspor turun tipis sebesar 0,67 persen.
Sedangkan nilai impor menjadi 19,59 miliar dolar AS, tumbuh 3,29 persen secara year on year (yoy) dan secara bulanan nilai impor tumbuh 4,89 persen.
Dari faktor eksternal, mata uang rupiah menguat didukung oleh kinerja dolar AS yang melemah pasca Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan Fed Fund stabil di level 5,25 persen sampai dengan 5,50 persen.
Namun, pernyataan Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed Jerome Powell yang dovish dan proyeksi pejabat Fed mengenai penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2024, menyeret mata uang dolar AS lebih rendah secara keseluruhan sehingga menopang penguatan mata uang rupiah.
Pada penutupan perdagangan Jumat, rupiah meningkat sebesar sembilan poin atau 0,06 persen menjadi Rp15.493 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.502 per dolar AS.
Sementara Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melemah ke level Rp15.503 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp15.493 per dolar AS.
Rupiah menguat ditopang surplus neraca perdagangan
Jumat, 15 Desember 2023 17:36 WIB