Jambi (ANTARA) - Seorang mahasiswa korban program Ferienjob di Jerman asal Universitas Jambi (Unja) berinisial N, kini berani buka mulut dan mengungkapkan bahwa dirinya selama magang di sana tidak sesuai atau berbeda dengan jurusannya kuliah.
"Saya selama magang mengaku menjadi kuli panggul perusahaan logistik di Kota Bremen, Jerman bukan magang di tempat yang sesuai ilmu yang dituntutnya selama kuliah di salah satu fakultas di Unja," kata N kepada media, di Jambi Selasa.
Mahasiswa Unja inisial N itu juga mengatakan bahwa selama tiga bulan bekerja di Jerman hanya menjadi kuli angkat paket di perusahaan logistik internasional.
"Kerjaan kami cuma jadi kuli angkat paket, mobil kontainer datang kita bongkar dan kita naikan conveyor," kata mahasiswa Unja yang ikut program Ferienjob itu.
Selain itu, ada juga mahasiswa yang pekerjaannya memindahkan dari conveyor dimasukkan ke mobil container untuk didistribusikan.
"Itulah kerjaan kami, cewek cowok tidak ada perbedaan, paket itu ada yang seberat 30 kilogram(kg) dan 40 kg, dan kami di sana diawasi pengawas dan tidak boleh saling membantu," kata mahasiswa berinisial N itu. Kemudian dirinya juga menjelaskan bahwa banyak mahasiswa yang jatuh sakit pada minggu pertama bekerja menjadi kuli angkut di perusahaan Jerman.
"Intinya magang di sana tidak sesuai ekspektasi kami, walaupun pihak agensi sudah mengatakan bahwa kami magang untuk pekerjaan nonskill cuma kalau kerjaan seperti tidak masuk akal," katanya.
Mahasiswa berinisial N menambahkan bahwa pada penandatangan kontrak kerja pada 16 Oktober 2023 mahasiswa tidak diperbolehkan untuk menerjemahkan kontrak kerja.
"Kami tidak diberikan waktu untuk membaca atau mentranslate kontrak kerja, mereka maunya cepat, padahal kontrak kerjanya tebal," katanya lagi.
Sementara itu dari pihak Universitas Jambi sampai saat ini berjanji akan memberikan keterangan resmi terkait sejumlah mahasiswanya yang ikut program program Ferienjob di Jerman yang kasusnya sedang ditangani Mabes Polri atas kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO).