Kepala BPS Provinsi Jambi Agus Sudibyo, di Jambi, Senin, mengatakan perekonomian Jambi berdasarkan besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan 1-2024 mencapai Rp74,58 triliun, dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp41,97 triliun.
Pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan 1 2024 mengalami kontraksi dibandingkan triwulan 4 tahun 2023 lalu sebesar -2,42 persen.
Secara tahunan, jika dibandingkan dengan ekonomi triwulan 1 tahun 2024 melambat dari pada triwulan 1 tahun 2023.
Agus mengatakan seluruh lapangan usaha tumbuh, kecuali pertambangan yang terkontraksi hampir tujuh persen.
Hal itu dipengaruhi batasan lalu lintas pertambangan batu bara melalui jalur darat di jalan nasional, namun pertambangan minyak dan gas bumi tumbuh positif.
BPS mencatat volume ekspor batu bara triwulan 1 2024 mencapai 821 ribu ton atau menurun sebesar 65 persen dibandingkan triwulan 1 2023 yang mencapai 2,37 juta ton.
Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah administrasi pemerintahan, jasa kesehatan, dan jasa perusahaan.
Leading sektor perdagangan besar dan eceran meneruskan tren positif dan tumbuh impresif delapan persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi Warsono menegaskan agar Pemerintah Provinsi Jambi mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru.
BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Jambi ke depan masih positif dengan catatan pemerintah daerah mendorong pertumbuhan ekonomi baru.
"Dilakukan dalam jangka panjang memikirkan sumber sumber ekonomi baru. Jangan terlalu mengandalkan sektor berbasis sumber daya alam seperti pertambangan dan sisi pertanian yang kontributor utama ekonomi kita, sehingga jika terjadi gangguan dua sektor itu tidak akan berdampak," kata Warsono.