Jambi (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS)Provinsi Jambi mencatat daerah setempat mengalami inflasi sebesar 0,32 persen year on year (yoy) pada Maret 2025, dimana komoditas pendorong inflasi paling terbesar berasal emas perhiasan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi Agus Sudibyo di Jambi, Selasa, mengatakan andil inflasi komoditas emas perhiasan sebesar 0,35 persen, minyak goreng 0,20 persen.
Kemudian komoditas kopi bubuk sebesar 0,16 persen, bawang merah 0,12 persen dan ikan nila sebesar 0,11 persen.
Sementara itu, komoditas penahan inflasi secara year on year yaitu tarif listrik -0,98 persen, cabai merah -0,53 persen, daging ayam ras sebesar -0,19, tomat -0,10 persen dan angkutan udara -0,09 persen.
Inflasi tahunan pada Maret 2025 di Jambi tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan periode Maret 2024 yaitu sebesar 3,84 persen.
Secara bulanan, Provinsi Jambi mengalami inflasi 1,13 persen (mtm) yang dipengaruhi oleh komoditas tarif listrik, bawang merah, kopi bubuk, bayam dan kangkung.
Komoditas yang menjadi penahan laju inflasi secara bulanan selama Maret 2025 yaitu cabai merah, angkutan udara, cabai rawit, cabai hijau, kacang panjang.
Tingkat inflasi tertinggi di Provinsi Jambi terjadi di wilayah Bungo sebesar 1,80 persen, kemudian Kabupaten Kerinci 0,98 persen dan Kota Jambi mengalami deflasi sebesar 0,07 persen.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Jambi Johansyah mengatakan inflasi year in year di Jambi masih terkendali.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jambi, kata dia, terus memantau pergerakan harga sembako. Jika terjadi kenaikan yang signifikan, pihaknya siap melakukan intervensi.
"Tapi sejauh ini untuk sembako masih terkendali," katanya.