Jambi (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Kota Jambi mengidentifikasi penyebab robohnya satu unit rumah yang berlokasi di tepi Sungai Batanghari.
Kepala Dinas Damkartan Kota Jambi Mustari Affandi di Jambi Senin mengatakan, setelah mengidentifikasi penyebab rumah yang roboh di Penyengat Rendah Telanaipura, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak terkait untuk bantuan korban dan penanganan rumah.
Dari hasil identifikasi, beberapa faktor yang menyebabkan rumah non-permanen milik RD Amin Hudori tersebut roboh.
Penyebab ambruknya rumah non permanen itu, karena berada di.pinggir jalan nasional yang dilalui kendaraan besar setiap hari sehingga menyebabkan terjadinya getaran pada tiang penyangga rumah yang hanya menggunakan pancang kayu.
Dari tinjauannya, pondasi pancang kayu tidak dapat menahan struktur bangunan rumah akibat adanya luapan air Sungai Batanghari di bawah rumah.
Kemudian adanya hujan badai yang mengakibatkan struktur pancang bangunan rumah semakin masuk ke dalam tanah, dan kurang keseimbangan pancang sehingga ambruk. Ditaksir kerugian yang dialami korban kurang dari Rp50 juta.
Damkartan juga berkomunikasi dengan Wali Kota Jambi terkait penanganan rumah warga yang roboh tersebut.
Pemkot Jambi, katanya, segera mengusulkan bantuan kepada korban melalui dana belanja tidak terduga (BTT).
"Kondisi bangunan dalam keadaan rusak berat, untuk mendapatkan bantuan korban bencana dari Pemkot Jambi melalui dana BTT," kata dia.
Pihaknya juga menginformasikan kepada korban terkait bantuan logistik dari Dinas Sosial.
Selain itu, pihak sekolah yaitu SDN 208/V Kota Jambi diharapkan dapat membantu perlengkapan sekolah bagi anak korban. Saat ini, pemilik rumah dan keluarga sudah dievakuasi di rumah kerabatnya.
Kejadian ini terjadi pada Minggu (9/3) sekitar pukul 02.15 WIB, korban yang saat itu sedang tidur mendengarkan suara tiang rumah bergoyang.
Saat itu, pemilik rumah langsung memutuskan membawa keluarganya pindah ke ruangan samping rumah.
Setelah pindah bangunan rumah non-permanen ukuran empat kali delapan meter itu ambruk dan menimpa genangan air Sungai Batanghari yang berada pada ketinggian 50 cm.