Palembang (ANTARA Jambi) - Sumatera Selatan menjadi provinsi percontohan penerapan Program Penurunan Gas Emisi Karbon (REDD+) di Indonesia yang akan diluncurkan secara resmi oleh Kementerian Lingkungan Hidup pada awal Desember 2012.
"Terdapat beberapa provinsi yang sebenarnya masuk pilot proyek REDD+ di Indonesia tapi setelah diupayakan sejak beberapa tahun lalu malahan Sumsel yang dianggap oleh negara pendonor telah siap lebih dahulu," kata Kepala Bappeda Sumsel Yohanes Toruan di Palembang, Senin.
Pada diskusi terbuka dengan tema "The United State Investors In The Corporation of Regional Strategic Project" itu, Yohanes berupaya menarik perhatian penanam modal asal Amerika Serikat melalui keberhasilan Sumsel terpilih sebagai pelaksana program Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+) itu.
"REDD+ menjadi konsentrasi negara-negara pendonor dan termasuk Amerika Serikat, sehingga pada kunjungan investor ini turut disampaikan dengan harapan menjadi gambaran mengenai situasi di Sumsel pada masa mendatang, serta kemampuan daerah dalam bekerja sama dengan pihak asing," ujarnya.
Ia tak membantah Pemprov Sumsel juga melakukan pendekatan dengan berbagai pihak terutama dengan Negara Norwegia sebagai penyandang dana utama program REDD+ ini.
Upaya itu akhirnya berhasil setelah sejumlah provinsi lain yang diproyeksikan sebagai percontohan tidak mampu memberikan sejumlah data yang diperlukan tim penilai dari REDD Plus.
Sebelumnya, Indonesia memproyeksikan Aceh, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Papua Barat, dan Papua.
"Sebelum menentukan provinsi penyelenggara dibutuhan data-data mengenai lingkungan mengingat fokus kegiatan berupa pengurangan emisi karbon, keseimbangan biodiversity, serta keseimbangan dengan kesejahteraan penduduk. Mengenai hal itu, ternyata Sumsel yang dipandang paling bekerja sama," katanya.
"Meski sulit tapi pemerintah daerah optimistis mampu menjalankannya, tentunya pihak REDD+ tidak asal memilih," ujarnya.
Sejumlah negara pendonor bersedia membiayai negara yang layak menjalankan program REDD+ dengan menargetkan tujuh persen penurunan emisi gas karbon dan 41 persen pertumbuhan ekonomi per tahun.
Indonesia diperkirakan mendapatkan kurucan dana Rp1 miliar dolar AS dari Pemerintah Norwegia yang dikucurkan secara bertahap.(Ant)