Jakarta (ANTARA Jambi) - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan, penanganggulangan AIDS akan dilakukan bersama-sama dengan penyakit tuberkulosis (TB) dan malaria, karena AIDS tidak lagi dipandang sebagai penyakit luar biasa yang membutuhkan penanganan terpisah.
"Jangan ada lagi pemikiran AIDS adalah penyakit yang ada di kalangan pekerja dan pelanggan seks saja. Kini, AIDS sudah banyak ditemukan di kalangan masyarakat umum, pada ibu rumah tangga, bahkan ibu hamil," kata Menkes dalam keterangan pers Kementerian Kesehatan di Jakarta, Kamis.
Berbicara saat membuka Pertemuan Konsultasi Nasional tentang Penggunaan Strategis Atiretroviral (ARV) untuk Pengobatan HIV di Jakarta pada Rabu (20/3) malam, Menkes mengatakan, penanggulangan AIDS akan membutuhkan beberapa hal sederhana yang tetap harus dilakukan.
Hal itu antara lain melakukan diagnosis lebih awal, sosialisasi kepada "peer group" agar dapat mendorong masyarakat untuk tidak berperilaku berisiko dan termotivasi untuk mengikuti screening atau tes dan perawatan lebih awal dari sebelumnya atau semua yang telah positif terinfeksi HIV langsung diberikan antiretroviral (ARV), tidak harus menunggu hingga jumlah CD4 kurang dari 350 sel per milimeter kubik.
"Karena pada saat itu, masih dalam kondisi sehat dan beraktifitas seperti biasa, sehingga masih memungkinkan untuk berperilaku yang berisiko," tambah Menkes mengenai perawatan lebih awal tersebut.
Penanggulangan HIV/AIDS merupakah salah satu "pekerjaan rumah" bagi Kementerian Kesehatan bagi pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) karena hampir di seluruh wilayah Indonesia angka temuan kasus infeksi HIV masih meningkat.
"Terus terang, di satu pihak saya senang, peningkatan ini dikarenakan jumlah tes yang dilakukan semakin meningkat," ujar Menkes.
Menurut Menkes, jumlah tes HIV meningkat tiga kali lipat dalam tiga tahun dari 300.000 (2009) menjadi hampir 900.000 orang pada 2012.
Kenaikan jumlah tes itu menandakan bahwa kerja sama antara Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), Kemkes RI, Dinas Kesehatan di daerah dengan populasi dan jaringan komunitas sudah semakin baik.
Kabar baik juga disampaikan Menkes bagi mereka yang terlanjur menderita AIDS, yaitu bahwa pemerintah Indonesia sedang berupaya untuk membeli artipla pada trimester keempat tahun 2013.
Dengan pengobatan baru itu, mereka yang terinfeksi HIV dapat mulai menggunakan pengobatan dengan dosis tunggal yang merupakan kombinasi dari tiga ARV sehingga diharapkan agar pengobatan dapat berjalan lebih baik dan keengganan pasien dalam melanjutkan pengobatan dapat terkurangi.
Menkes juga menekankan, penanggulangan AIDS merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional sehingga dibutuhkan dukungan seluruh masyarakat dan kerja sama berbagai pihak untuk dapat mencapai target tersebut.
"Untuk dapat mencapai Getting Zero Infection, Zero AIDS Related Death, and Zero Stigma Discrimination, mari tingkatkan upaya pencegahan yang efektif, tingkatkan jumlah orang yang membutuhkan VCT di layanan kesehatan, dan tingkatkan jumlah ODHA yang mendapatkan ARV sejak dini. Terakhir, jangan ada lagi diskriminasi," kata Menkes.(Ant)