Denpasar (ANTARA Jambi) - Penumpang Lion Air jurusan Bandung-Denpasar tidak mendengar informasi mengenai pendaratan darurat beberapa saat sebelum pesawat bernomor penerbangan JT-960 itu tergelincir di Pantai Segara, Kuta, Bali, Sabtu sore.
"Sebelum mendarat, pesawat sempat terhempas. Tapi tidak ada info apapun dari kru," kata Putu Bavita Gunawan, penumpang selamat Lion Air, saat ditemui di RSUP Sanglah, Denpasar.
Ia merasakan pesawat yang ditumpanginya itu membentur benda keras. "Badan saya terbentur jok di depan sampai dada ini terasa sesak," katanya usai menjalani pemeriksaan kesehatan bersama penumpang lainnya di RSUP Sanglah.
Beberapa saat kemudian, air laut menggenangi kabin pesawat, dan baru satu jam kemudian ada petugas yang memberikan pertolongan.
Ia juga tidak merasakan kejanggalan saat pesawat yang hendak membawanya pulang dari Bandara Hussein Sastranegara, Bandung, pada pukul 12.48 WIB itu.
Bahkan dia dan anggota keluarganya yang terbang dengan pesawat Boeing 737-800-NG buatan 2012 itu sempat foto bersama di dalam pesawat sebelum meninggalkan Bandung.
Hal senada juga diungkapkan penumpang lainnya, Leli Widyawati. "Tak ada pemberitahuan atau petunjuk untuk mengenakan pelampung saat pesawat yang saya tumpangi itu tercebur laut," katanya.
Pesawat Lion Air tergelincir dan mengapung di Pantai Segara saat gagal mendarat dengan mulus di ujung landasan pacu Bandara Ngurah Rai, Bali, pada pukul 15.15 Wita.
Pesawat yang mengangkut 108 orang, termasuk tujuh awak itu terbelah pada bagian belakang. Tidak ada korban meninggal dunia dalam musibah itu. Korban luka-luka menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, dan Denpasar.(Ant)