Pekanbaru (ANTARA Jambi) - Satelit Terra dan Aqua mendeteksi kemunculan titik panas (hotspot) di daratan Provinsi Riau meningkat 150 kali lipat dari sebelumnya hanya 64 pada Minggu (23/2) menjadi 1.234 titik yang tersebar di delapan kabupaten/kota.
"Itu merupakan pendeteksian pagi ini," kata analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Ardhitama kepada ANTARA di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan, untuk di daratan Sumatera secara keseluruhan satelit mendeteksi 1.398 titik dan Riau tetap mendominasi dengan 1.234 titik.
Selain Riau, kata Ardhitama, "hotspot" juga terdeteksi berada di Sumatera Utara sebanyak 85 titik, Kepulauan Riau (43), Jambi (25), Sumatera Barat (5), kemudian Lampung dan Bangka Belitung masing-masing terdeteksi satu titik panas.
Untuk di Riau, "hotspot" terbanyak berada di Kabupaten Bengkalis dengan 525 titik, Siak (208 titik), Meranti (141), Kota Dumai (126), Pelalawan (118) Indragiri Hilir ada 74 titik panas.
Kemudian di Kabupaten Rokan Hilir satelit juga mendeteksi sebanyak 48 titik panas, serta di IndragiriHulu ada sebanyak empat titik.
"Untuk tingkat kepercayaan 81 hingga seratus persen adalah suatu peristiwa kebakaran lahan ada sebanyak 641 titik. Jumlah ini juga meningkat ratusan kali lipat dibandingkan sebelumnya yang hanya 20 titik," kata dia.
Kebakaran lahan dikabarkan juga terjadi di sejumlah wilayah Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN), antara lain Vietnam, Malaysia, Thailand, Kamboja, Laos dan Indonesia, demikian pantauan satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) 18 milik Amerika Serikat (AS).
Satelit NOAA beberapa waktu lalu mendeteksi adanya 490 titik panas (hotspot) di Vietnam yang diperkirakan sebagai peristiwa kebakaran lahan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam keterangannya menyebutkan, titik panas juga terdeteksi di Malaysia, Thailand, Kamboja dan Laos, sehingga beberapa kawasan di negara-negara tersebut tercemar kabut asap. (Ant)