Jambi (ANTARA Jambi) - Warga Sungai Dusun Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, sangat dambakan penerangan listrik, karena selama ini mereka masih menggunakan mesin genset dan lampu teplok untuk penerangan di malam hari.
Sementara bagi warga yang menggunakan genset, harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk membeli bahan bakar minyak (BBM).
"Untuk penerangan di malam hari sampai saat ini hanya menggunakan lampu teplok dan biaya pengeluaran relatif lebih murah, tapi anak-anak tidak bisa belajar, kata Iwan, salah seorang warga Sungai Dusun kepada wartawan, Rabu.
Kendati biaya pemakaian lampu teplok lebih murah, katanya, bukan berarti tidak butuh listrik untuk penerangan, sebab warga juga ingin nonton televisi dan bisa cepat mendapatkan informasi.
Selain itu, jika ada listrik, anak-anak bisa belajar lebih nyaman mereka tidak lagi merasakan kegelapan pada saat belajar di malam hari, bukan seperti saat ini mereka malah belajar dengan penerangan yang kurang memadai, katanya.
Ia berharap Pemkab Tanjabtim memperhatikan desanya yang selama ini belum pernah tersentuh penerangan listrik. "Semua masyarakat yang tinggal di sini sangat mendambakan aliran listrik masuk desa," harapnya.
Sementara itu Kepala Desa Sungai dusun Runni Nadi ketika di konfirmasi membenarkan keluhan warganya. "Ya, sudah puluhan tahun desa kami tidak menikmati listrik dari PLN sebagai alat penerangan di malam hari, sehingga jika malam hari desa tampak sepi dan senyap tanpa penerangan yang cukup," ujarnya.
Kondisi desa ini terbalik dengan desa tetangga, yang sudah lama menikmati listrik padahal jarak desa hanya enam kilometer.
Selaku pimpinan pemerintahan desa ia sudah pernah mengajukan permohonan kepada pemerintah, namun sampai kini belum juga ada realisasinya," tambahnya.(Ant)