Jakarta (ANTARA Jambi) - Majelis Ulama Indonesia mengajak pendukung capres-cawapres peserta Pilpres 2014 agar tidak berlebihan dalam membela pemimpin idamannya, bahkan saling mengkafirkan.
"Jangan sampai masuk kepada hal seperti itu, kafir-mengkafirkan. Alhamdulillah dua pasangan calon itu adalah orang Islam," kata Ketua Umum MUI Din Syamsuddin di kantornya, kawasan Monumen Proklamasi, Jakarta, Kamis.
Din mengimbau agar setiap pendukung memberikan dukungan secara wajar dan tidak berlebih-lebihan.
"Jangan sampai ada yang terlalu ekstrim dalam membela salah satu pasangan, bahkan sampai mendeklarasikan diri berani mati untuk capres-cawapres idamannya," kata dia.
Lebih lanjut, ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengimbau agar masyarakat tidak terjebak kepada fanatisme buta.
"Agar setiap pihak tidak terjebak kepada fanatisme buta. Masyarakat Islam sendiri jangan sampai terpecah belah hanya karena terbelah kepada pilihan nomor satu atau dua. Silakan pilih sesuai fatwa kalbu masing-masing karena kedua pasangan itu sama-sama Muslim."
"Jangan sampai masyarakat terjebak dalam permusuhan dan pertentangan menuju perpecahan. Silakan tentukan pilihan masing-masing. Beri dukungan secara wajar tidak berlebihan bahkan fanatik buta dan menjadi ekstrimis dengan berpegangan pada moto 'baik buruk adalah calon pemimpinku'," tukasnya.
Menurut Din, ajang pilpres sangat rentan terhadap terjadinya perselisihan yang parah.
"Di ajang kontestasi ini adalah saat yang rentan dengan merajalelanya ghibah (pergunjingan) dan fitnah, merebaknya isu-isu SARA khususnya agama," ucapnya.
Sebagaimana diberitakan, terdapat kampanye hitam yang diduga dilancarkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab terhadap masing-masing capres-cawapres.
Kampanye hitam itu sangat bervariasi seperti masalah HAM, nasionalisme, SARA dan tentang kadar ketaatan beragama dari capres atau cawapres.
Dari kenyataan yang terjadi di lapangan itu, MUI mengimbau kampanye-kampanye hitam semacam itu untuk tidak dilakukan karena mengancam persatuan dan memicu disintegrasi bangsa.
Pemilu Presiden 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yati Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. (Ant)