Makassar (ANTARA Jambi) - Presiden Joko Widodo mengingatkan perlunya
peningkatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah serta sektor
swasta dalam menghadapi era persaingan bebas termasuk pemberlakuan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Tantangan yang dihadapi semakin berat. Persaingan global semakin
ketat, baik di tingkat ASEAN ataupun global," kata Presiden Jokowi
ketika membuka Musyawarah Nasional (Munas) V Asosiasi Pemerintah
Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Makassar, Rabu malam.
Presiden meminta pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten dan pemerintah kota untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi
persaingan tersebut,
"Jika kita ingin masuk ke pasar di negara lain, mau tidak mau kita harus membuka diri juga," ucap Presiden.
Oleh karena itu, setelah pelaksanaan MEA, kata Presiden, Indonesia
harus mempertimbangkan kerja sama global, termasuk dengan Trans-Pacific
Partnership (TPP) dan juga kerja sama global lainnya, seperti dengan
Tiongkok dan Uni Eropa.
Presiden menggaris bawahi tentang efisiensi yang harus terus
dilakukan termasuk sinergi antara pusat dan daerah, antara pemerintah
dan swasta. "Produksi dalam negeri harus ditingkatkan," ucap Presiden.
Persaingan yang terjadi saat ini bukan lagi antar kota, antar
provinsi tapi antar negara. Negara yang semakin efisien dan mengikuti
perkembangan global yang akan memenangkan koompetisi. "Kita harus siap
berkompetisi," kata Presiden.
Presiden juga meminta di tahun 2016 dilakukan percepatan penyerapan belanja daerah sejak bulan Januari.
Visi kompetisi yang membutuhkan efisiensi ini harus ditunjang oleh
konektivitas antar daerah. "Visi persaingan akan muncul kalau ada
konektivitas karena antarpulau terhubung sehingga biaya transportasi dan
logistik jauh lebih murah," ujar Presiden.
Presiden meminta kepada gubernur, wali kota dan bupati untuk
memperhatikan lima hal yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan, mengendalikan inflasi
dan menurunkan angka ketimpangan atau gini ratio.
"Kita boleh bekerja dari pagi sampai pagi, tapi kalau lima hal itu tidak diperhatikan percuma," ujar Presiden.
Presiden adalah pentingnya kita memperkuat Industrialisasi dan
hilirisasi. "Ekspor barang mentah harus dihindari, yang harus dilakukan
adalah meningkatkan nilai tambah dari industrialisasi," ucap Presiden.
Presiden meminta agar gubernur mengundang investasi industri
manufaktur dan infrastruktur yang menyerap banyak tenaga kerja, yang
nilai tambahnya tinggi.
"Hal ini karena 60 persen tenaga kerja kita adalah lulusan SMU ke
bawag maka investasi yang kita perlukan yang padat karya," ucap
Presiden.
Presiden mengingatkan agar kita tidak boleh lagi hanya bergantung
pada ekspor barang mentah dengan melupakan hilirisasi dan
industrialisasi.
"Kita harus berubah, kita harus meninggalkan cara-cara lama, kita harus menerapkan cara-cara baru," ucap Presiden.
Presiden
juga menggarisbawahi tentang dana desa yang harus cepat dibelanjakan
oleh desa secara akuntabel agar menggairahkan ekonomi dan pembangunan
desa.
Selain itu, Presiden mengingatkan agar belanja pemerintah untuk
pembangunan dipercepat. "Agar menggairahkan ekonomi dan meningkatkan
daya beli masyarakat," ucap Presiden.
Presiden juga mengingatkan agar sektor pariwisata harus memperoleh
prioritas. "Kita punya potensi destinasi wisata yang tidak kalah dengan
Thailand maupun Malaysia," ujar Presiden.
Presiden : tingkatkan sinergi pusat-daerah hadapi persaingan
Rabu, 25 November 2015 23:08 WIB
......Tantangan yang dihadapi semakin berat. Persaingan global semakin ketat, baik di tingkat ASEAN ataupun global......