Jambi (ANTARA Jambi) - Permintaan pasar terhadap abon ikan patin produk industri rumah tangga di Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi, terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
Produsen abon ikan Muaro Jambi, Triwarni di Jambi, Kamis, menjelaskan sejak berdirinya usaha tersebut, awalnya permintaan pasar hanya berkisar 20 sampai 40 kilogram namun kini rata-rata produksinya mencapai 200 kilogram abon ikan patin per minggu.
Permintaan pasar terhadap abon ikan patin itu tidak hanya di Jambi, tapi juga untuk memenuhi sejumlah pusat perbelanjaan modern seperti Carrefour di Jakarta dan beberapa daerah di Pulau Jawa, kata Triwarni menjelaskan.
"Selain pasar lokal, produk abon ikan patin itu kita kirim ke luar Jambi untuk memenuhi permintaan pasar modern di Pulau Jawa. Kami tetap menjaga kualitas dan kuantitas untuk menjamin kelangsungan produk, termasuk kemasannya," katanya menambahkan.
Harga eceran abon ikan patin yang dijual di pasaran itu senilai Rp8.000 per bungkus (isi 50 gram) dan Rp15.000 (isi 100 gram).
Dipihak lain Triwarni menjelaskan pihaknya juga memproduksi kerupuk dengan bahan baku utama kulit dan tulang ikan patin. Untuk kerupuk ikan patin, setiap pekannya mampu memproduksi 500 kilogram.
"Produk kerupuk bahan baku utama kulit dan duri ikan patin itu baru untuk memenuhi permintaan pasar di Kota Jambi dan sejumlah daerah lainnya di provinsi ini," kata dia menjelaskan.
Ketika ditanya soal pasokan ikan patin, ia menjelaskan selain dari kolam sendiri juga dipasok para petani tambak di Desa Pudak, Kumpeh yang produksinya bisa berkisar 5 sampai 7 ton setiap harinya.
Triwarni menjelaskan, usaha rumah tangga yang ditekuninya sejak 2006 itu kini mampu memperkerjakan 10 orang tenaga kerja yang sebagian besar adalah kaum perempuan di desa tersebut.
"Peralatan atau mesin prosesing abon ikan itu merupakan bantuan pemerintah. Kami juga berharap dukungan modal usaha sebagai upaya meningkatkan produksi menyusul semakin tingginya permintaan pasar," kata dia menjelaskan. (Ant)