Jakarta (ANTARA Jambi) - Sebanyak 56 persen anak di Indonesia pergi
sekolah tanpa sarapan terlebih dahulu di rumah, demikian disampaikan
Dekan Ekologi Institut Pertanian Bogor Arif Satria.
"Sebanyak 56 persen anak sekolah berangkat menuntut ilmu tanpa sarapan
terlebih dahulu. Dampaknya tidak bisa menangkap pelajaran secara
maksimal," ujar Arif di Jakarta, Jumat.
Pelajaran yang diberikan oleh guru pun menjadi sia-sia, karena anak tidak konsentrasi akibat perut kosong.
"Kemampuan murid dalam mengingat menjadi berkurang. Jadi percuma, kalau
kita memberikan ilmu sebanyak- banyaknya, tapi kemampuan mengingat anak
kurang bagus."
Di sekolah pun, anak-anak tidak mendapatkan makanan yang bergizi untuk
mengganjal perut. Sebagian besar jajanan di sekolah masih
mengesampingkan nilai gizi. Dalam jangka panjang, hal itu akan berdampak
pada sumber daya bangsa.
"Selama ini, kita selalu berpikir untuk keluar dari prasejahtera melalui uang. Padahal dengan gizi merupakan salah satunya."
Masyarakat sebenarnya tak perlu harus repot - repot membeli makanan
untuk sarapan, menurut Arif, masyarakat bisa memanfaatkan potensi
lokal.
Salah satu upaya yang dilakukan hal tersebut, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mencanangkan Program Gizi Anak
Sekolah Dasar (Progas).
"Progas merupakan program peningkatan gizi anak sekolah melalui
pendidikan gizi, peningkatan asupan gizi dan penumbuhan budi pekerti,"
ujar Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Pendidikan Dasar dan
Menengah Kemdikbud, Wowon Widaryat.
Wowon menjelaskan program tersebut tidak hanya membiasakan anak untuk
sarapan sebelum berangkat sekolah, tetapi juga mengedukasi orang tua
mengenai pentingnya sarapan sebelum anak sekolah.
Kemdikbud juga memberikan dana bantuan untuk edukasi sarapan.
"Dana tersebut dipergunakan untuk sarapan anak-anak sebanyak 96 kali.
Nanti yang memasak saran tersebut para orang tua mereka secara
bersama-sama," tambah dia.
Wowon menambahkan dengan pelibatan
publik tersebut, maka program tersebut dapat berjalan efektif. Selain
itu juga para orang tua paham mengenai pentingnya sarapan sehat.
Dia menjelaskan program tersebut diselenggarakan di beberapa daerah
yakni Kabupaten Kupang (dengan jumlah peserta 263 anak), Kabupaten Timor
Tengah Selatan (dengan jumlah peserta didik sebanyak 285 anak),
Kabupaten Tangerang (1820 anak), dan Kabupaten Belu (dengan jumlah
peserta didik sebanyak 180 anak).
56 persen anak pergi ke sekolah tanpa sarapan
Jumat, 27 Mei 2016 15:37 WIB
......Dampaknya tidak bisa menangkap pelajaran secara maksimal......