"Sore tadi, ada laporan yang masuk ke petugas piket Basarnas menyebutkan seorang pendaki asal Swiss bernama Leonel dilaporkan hilang di Gunung Semeru pada Selasa (7/6)," kata anggota Basarnas Jember Rudi Holand Prahara di Jember, Rabu malam.
Menurut dia, kronologi kejadian yang diterima Basarnas Jember menyebutkan pendaki yang hilang (survivor) di gunung tertinggi Pulau Jawa itu sebanyak dua orang yang merupakan warga negara asing (WNA) asal Prancis dan Swiss, pada 3 Juni 2016.
"Satu survivor asal Prancis berhasil ketemu dengan pendaki lainnya dan dibantu turun ke Pos Ranu Pani, kemudian melaporkan temannya pendaki asal Swiss yang hilang kepada petugas Pos Ranu Pani pada Selasa (7/6)," tuturnya.
Berdasarkan keterangan pendaki asal Perancis itu, survivor terakhir bertemu di Watu Gede yang merupakan jalur menuju ke puncak Gunung Semeru (Mahameru), padahal pihak pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) membatasi jalur pendakian gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang-Malang itu hanya sampai Kalimati.
"Informasinya, pencarian terhadap survivor sudah dilakukan sejak diterima laporan resmi hilangnya pendaki asal Swiss tersebut. Pencarian dilakukan oleh tim SAR gabungan dari team advance, komunitas sahabat volunter semeru (saver), pecinta alam gimbal alas, dan porter atau penduduk lokal setempat," katanya.
Rudi mengatakan anggota Basarnas Jember bersama Basarnas Surabaya sebanyak dua tim akan bergabung untuk melakukan pencarian terhadap pendaki yang hilang di jalur pendakian gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu.
Sebelumnya dua pendaki asal Cirebon yakni Supyadi (26) dan Zirli Gita Ayu Safitri (16) hilang di puncak Gunung Semeru pada 20 Mei 2016 karena keduanya nekat naik ke Mahameru, namun dua pendaki itu ditemukan dalam kondisi selamat oleh tim SAR gabungan pada 24 Mei 2016 di air terjun Gunung Boto.
Pihak Balai Besar TNBTS sempat menutup sementara jalur pendakian Gunung Semeru, setelah ditemukan dua pendaki asal Cirebon karena kejadian itu menjadi bahan evaluasi, agar tidak ada lagi pendaki yang menerobos ke puncak Semeru.
Jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa itu dibuka kembali pada 29 Mei 2016 dengan ketentuan batas pendakian Gunung Semeru hanya sampai Kalimati dan dilarang keras naik melalui jalur selain Ranu Pani.