Pekanbaru (ANTARA Jambi) - Provinsi Riau segera memperoleh bantuan
pesawat modifikasi cuaca dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana
setelah pesawat Cassa yang sebelumnya berada di wilayah tersebut digeser
ke Provinsi Sumatera Utara.
"Pesawat modifikasi cuaca (Riau) digeser ke Sumatera Utara untuk
mendukung Satgas Karhutla di sana. Sesuai rencana, Kamis akan datang
pesawat penggantinya," kata Kepala BPBD Edwar Sanger kepada Antara di
Pekanbaru, Senin.
Edwar memastikan bahwa pesawat yang sesuai rencana akan tiba pada
Kamis mendatang (25/8) tersebut merupakan pesawat lain dan bukan pesawat
Cassa yang telah dipindah ke Sumatera Utara.
Sementara itu, Edwar menyambut baik dengan rencana kedatangan
pesawat tersebut. Menurutnya, saat ini banyak terpantau sel-sel awan
Cumulus yang berpotensi terbentuk hujan sehingga momen tersebut harus
dapat dimanfaatkan dengan baik.
Lebih jauh, ia mewakili warga dan pemerintah provinsi Riau
mengaturkan terima kasih kepada BNPB atas dukungan yang selama ini
dilakukan ke Satgas Karhutla Riau.
"Hasilnya, Riau berhasil menekan angka Karhutla secara signifikan dan bencana kabut asap dapat dihindari," jelasnya.
Pada Sabtu akhir pekan lalu, pesawat Cassa bantuan BNPB yang selama
ini digunakan dalam operasi teknologi modifikasi cuaca untuk membentuk
hujan buatan di Provinsi Riau digeser ke Bandara Silangit, Tapanuli
Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Pesawat jenis Cassa yang
dioperasikan BPBD Riau dengan menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) tersebut mulai melakukan kegiatan penyebaran garam
teknologi modifikasi cuaca (TMC) sejak pertengahan Juli 2016 lalu.
Pesawat yang mampu mengangkut satu ton setiap satu kali terbang itu
setiap hari terus melakukan TMC di sejumlah wilayah di Riau sebagai
upaya pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan.
Menurut Edwar, pergeseran pesawat yang dilakukan pada Sabtu kemarin
(20/8) ke Sumatera Utara tersebut adalah untuk membantu pengisian waduk
Silangit serta memperkuat kinerja Satgas Karhutla di wilayah itu.
Dengan diterbangkannya pesawat tersebut, praktis Satgas Karhutla Riau
kekurangan satu unit armada andalan dalam penanggulangan kebakaran.
Namun begitu, Edwar optimis jika kebakaran di Riau masih dapat
ditanggulangi karena saat ini ada enam unit armada yang siap membantu
pemadaman melalui jalur udara.
Keenam unit armada itu diantaranya adalah dua pesawat air tractor (AT),
dua helikopter jenis MI-8, satu helikopter MI-171 serta satu heli Bolkow
105. Seluruhnya dimanfaatkan untuk operasi pengeboman air dan patroli
udara.
Kondisi kebakaran lahan di Riau saat ini cenderung fluktuatif. BMKG
Pekanbaru menyatakan titik api di Riau sempat meningkat tajam hingga
mencapai 200 an titik pada 11-17 Agustus 2016 lalu. Sebaran titik api
terpusat di wilayah pesisir Riau seperti Rokan Hilir, Dumai dan
Bengkalis.
Namun, saat ini kondisinya cenderung menurun. Terakhir, berdasarkan
pantauan satelit Terra dan Aqua pada akhir pekan ini, konsentrasi titik
api berada di wilayah Bengkalis.
Setidaknya dua kecamatan di wilayah tersebut yakni Pinggir dan Bukit
Batu hingga kini membara dengan luas kebakaran mencapai ratusan hektare.
Riau segera peroleh pesawat modifikasi cuaca
Senin, 22 Agustus 2016 21:15 WIB