Jambi, Antarajambi.com - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Jambi menilai, bahwa program pengembangan sektor pariwisata di provinsi ini belum berjalan maksimal sehingga belum berdampak positif pada industri perhotelan.
"Sinergi atau kebijakan dari Pemerintah Provinsi Jambi khususnya, masih belum jalan maksimal, kebijakan yang terkait pengembangan pariwisata tidak ada. Contohnya�Peraturan Daerah (Perda) tentang pariwisata sampai saat ini belum ada," kata Sekertaris PHRI Provinsi Jambi Haris Izhar di Jambi, Minggu.
Ia mengatakan sebenarnya yang diinginkan dari sisi industri pariwisata seperti perhotelan adalah sinergi dan kebijakan pemerintah untuk pengembangan sektor pariwisata yang diharapkan juga berdampak bagi industri perhotelan.
"Sebenarnya sinergi itu cara yang mudah, kami dari segi industri pariwisata diajak duduk bersama sehingga nantinya punya pemahaman yang sama bagaimana untuk memajukan sektor pariwisata," katanya menjelaskan.
Apalagi selama ini menurut Haris, okupansi atau tingkat hunian industri perhotelan di Provinsi Jambi masih menggantungkan�dari sektor pemerintahan dan bisnis yang mengikuti pola harga komoditas dari sektor perkebunan kelapa sawit dan karet.
"Okupansi hotel di Jambi masih tergantung dari kunjungan bisnis, sedangkan untuk kunjungan dari sektor pariwisata dampaknya bagi industri hotel masih timpang ," kata dia.
Sebab itu apabila sinergi dan kebijakan dari pemerintah daerah terkait pengembangan sektor pariwisata dan daya tarik wisata berhasil, maka secara bersamaan ke depan akan mendukung dan berdampak bagi industri perhotelan.
"Kembali lagi saya melihat inti persoalannya ada pada sinergi dan kebijakan dari pemerintah, bila tidak ada kebijakan dari pemerintah yang peduli terhadap pariwisata, maka akan kalah saing dengan daerah lain," katanya manambahkan.
PHRI nilai pengembangan pariwisata Jambi belum maksimal
Minggu, 19 Maret 2017 18:46 WIB