"Arahan Wapres Jusuf Kalla mengatakan untuk investasikan di Arab Saudi, karena bisa menghilangkan risiko valas dan juga return-nya cukup tinggi. Apalagi sekarang jamaah umrah kita cukup besar jumlahnya," kata Anggito di Istana Wakil Presiden Jakarta.
Anggito mengatakan dengan jumlah jamaah umrah dari Indonesia yang selalu naik, nilai investasi juga semakin tinggi sehingga dampaknya pada nilai manfaat bagi jamaah akan besar pula.
Nilai manfaat dari investasi dana tabungan haji dan umrah tersebut nantinya akan direalisasikan dengan skema bagi hasil, karena penempatan dana yang dikelola Kementerian Agama selalu berdasarkan pada instrumen syariah.
"Dana yang dibayar melalui setoran sekarang outstanding-nya sekitar Rp102,5 triliun. Itu bisa diinvestasikan kepada instrumen investasi baik di Arab Saudi maupun di Indonesia, tapi fokus kami di Arab," ia menjelaskan.
Anggito dan Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah Alwi Shihab menemui Wakil Presiden di Jakarta, Jumat, guna membahas tindak lanjut rencana investasi Pemerintah Indonesia di Arab Saudi menggunakan dana tabungan haji.
Dalam waktu dekat, BPKH bersama dengan Alwi Shihab akan berkunjung ke Arab Saudi untuk bertemu dengan para investor di sana guna membicarakan rencana investasi tersebut.
Rencana pertama, investasi akan dilakukan di tanah wakaf milik Pemerintah Aceh yang berada di Ajyad, sekitar 400 meter dari Masjidil Haram, Makkah. Di tanah wakaf tersebut bisa dibangun hotel dan tempat layanan katering yang manfaatnya dapat dirasakan warga Indonesia di Tanah Suci.***