Sana`a, Yaman (Antaranews Jambi) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (3/4) mengatakan wabah difteri telah menewaskan sedikitnya 84 orang di negara yang dicabik perang, Yaman, sejak Oktober lalu.
Koordinator Media WHO Sadiq Al-Wosabi mengatakan melalui telepon kepada Xinhua, tercatat 1.516 kasus dugaan difteri di 20 dari 23 provinsi Yaman.
Difteri, yang menyebar melalui bersin yang disebabkan oleh flu biasa, banyak menyerang anak-anak di Yaman.
Menurut pernyataan WHO belum lama ini, Provinsi Ibb dan Hodeidah adalah yang paling parah diserang difteri.
Pada Maret, Dana Anak PBB (UNICEF) dan lembaga kesehatan Yaman melancarkan kegiatan vaksinasi secara luas di seluruh negeri tersebut guna memerangi penyakit itu.
Negara Arab yang dilanda kemiskinan tersebut dirongrong perang saudara sejak gerilywan Syiah dukungan Iran, Al-Houthi, menguasai sebagian besar wilayah negeri itu secara militer dan merebut semua provinsi Yaman Utara termasuk Ibu Kotanya, Sana`a, pada 2014.
Arab Saudi telah memimpin koalisi campur-tangan militer Arab di Yaman sejak 2015 guna mendukung Pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, setelah gerilyawan Al-Houthi memaksanya hidup di pengasingan.
PBB memasukkan Yaman ke dalam daftar negara dengan krisis kemanusiaan paling serius di dunia, tempat tujuh juta warga Yaman berada di ambang kelaparan dan kolera telah mengakibatkan lebih dari 2.000 kematian.***
Koordinator Media WHO Sadiq Al-Wosabi mengatakan melalui telepon kepada Xinhua, tercatat 1.516 kasus dugaan difteri di 20 dari 23 provinsi Yaman.
Difteri, yang menyebar melalui bersin yang disebabkan oleh flu biasa, banyak menyerang anak-anak di Yaman.
Menurut pernyataan WHO belum lama ini, Provinsi Ibb dan Hodeidah adalah yang paling parah diserang difteri.
Pada Maret, Dana Anak PBB (UNICEF) dan lembaga kesehatan Yaman melancarkan kegiatan vaksinasi secara luas di seluruh negeri tersebut guna memerangi penyakit itu.
Negara Arab yang dilanda kemiskinan tersebut dirongrong perang saudara sejak gerilywan Syiah dukungan Iran, Al-Houthi, menguasai sebagian besar wilayah negeri itu secara militer dan merebut semua provinsi Yaman Utara termasuk Ibu Kotanya, Sana`a, pada 2014.
Arab Saudi telah memimpin koalisi campur-tangan militer Arab di Yaman sejak 2015 guna mendukung Pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, setelah gerilyawan Al-Houthi memaksanya hidup di pengasingan.
PBB memasukkan Yaman ke dalam daftar negara dengan krisis kemanusiaan paling serius di dunia, tempat tujuh juta warga Yaman berada di ambang kelaparan dan kolera telah mengakibatkan lebih dari 2.000 kematian.***