Wina (Antaranews Jambi) - Salzburg menjuarai Liga Austria untuk musim kelima secara berturut-turut pada Minggu, berkat kemenangan 4-1 atas tim peringkat kedua Strum Graz. Klub Salzburg mengunci gelar dengan tiga pertandingan tersisa .
Salzburg bangkit dari tersingkirnya mereka di tangan Olympique de Marseille pada semifinal Liga Europa pada Kamis dengan menggenggam keunggulan 14 poin atas Graz, meski hanya 14.000 orang penonton yang menyaksikannya.
Peter Zulj membawa tim tamu memimpin pada menit ke-41 namun Hee-Chan Hwang menyamakan kedudukan menjelang turun minum sebelum Salzburg melejit dengan gol-gol di babak kedua dari Duje Caleta-Ca, Jerome Onguene, dan Munas Dabbur.
Salzburg telah mendominasi Liga Austria sejak Red Bull mengambil alih klub itu pada 2005, memenangi sembilan gelar dalam 12 musim terakhir.
Bagaimanapun, banyak penggemar yang mengabaikan klub itu sebagai bentuk protes ketika mereka mengubah warna kaus tradisional yakni ungu dengan warna perusahaan Red Bull. Para penggemar membentuk klub sempalan, yang dinamai Austria Salzburg, dan kembali memasuki liga di divisi ketujuh.
Red Bull mengatakan pihaknya tidak lagi menguasai saham di Salzburg dan semata-mata hanya mensponsori klub.
Meski dominan di kancah domestik, Salzburg tidak pernah lolos ke fase grup Liga Champions sejak keterlibatan Red Bull dan akan memasuki kompetisi elit itu dari kualifikasi kedua pada musim depan.***
Salzburg bangkit dari tersingkirnya mereka di tangan Olympique de Marseille pada semifinal Liga Europa pada Kamis dengan menggenggam keunggulan 14 poin atas Graz, meski hanya 14.000 orang penonton yang menyaksikannya.
Peter Zulj membawa tim tamu memimpin pada menit ke-41 namun Hee-Chan Hwang menyamakan kedudukan menjelang turun minum sebelum Salzburg melejit dengan gol-gol di babak kedua dari Duje Caleta-Ca, Jerome Onguene, dan Munas Dabbur.
Salzburg telah mendominasi Liga Austria sejak Red Bull mengambil alih klub itu pada 2005, memenangi sembilan gelar dalam 12 musim terakhir.
Bagaimanapun, banyak penggemar yang mengabaikan klub itu sebagai bentuk protes ketika mereka mengubah warna kaus tradisional yakni ungu dengan warna perusahaan Red Bull. Para penggemar membentuk klub sempalan, yang dinamai Austria Salzburg, dan kembali memasuki liga di divisi ketujuh.
Red Bull mengatakan pihaknya tidak lagi menguasai saham di Salzburg dan semata-mata hanya mensponsori klub.
Meski dominan di kancah domestik, Salzburg tidak pernah lolos ke fase grup Liga Champions sejak keterlibatan Red Bull dan akan memasuki kompetisi elit itu dari kualifikasi kedua pada musim depan.***