Kotabaru (Antaranews Jambi) - Dua keluarga penghuni dua rumah di Jalan Padat Karya RT 4 Desa Hilir Muara, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan terpaksa mengungsi setelah rumahnya terkena tanah longsor.
"Selasa (12/6) sekitar pukul 10.00 saya mendengar bunyi keras, dikira ada tabrakan. Ternyata teras rumah saya runtuh," kata Hamidah (50), salah seorang pemilik rumah, Kamis.
Tak hanya teras samping rumahnya yang ambruk, tiang-tiang penopang bagian tengah rumah kayu yang berada di ketinggian itu juga patah.
Di rumah yang sudah ditempatinya lebih dari 30 tahun itu, Hamidah hanya tinggal berdua dengan sang suami.
Beruntung keduanya berada di luar rumah saat kejadian. Dengan dibantu kerabat, mereka kemudian mengevakuasi barang-barang yang ada di dalam rumah.
Sementara tetangga yang juga kerabatnya, Rohayah (60), sedang berjualan di pasar saat diberitahu rumahnya runtuh.
"Saudara ipar saya hujan-hujan datang, katanya kamu pulang runtuh rumah. Kenapa jadi runtuh? Pulang saja katanya, kamu lihat sendiri," tuturnya.
Perempuan yang hidup sebatang kara itu pun tergopoh-gopoh pulang. Ia hanya bisa menangis melihat bagian dapur rumahnya miring nyaris roboh.
"Enggakapa-apa berapa puluh tahun hujan, baru ini kena musibah," tambahnya.
Paskakejadian ini, penghuni kedua buah rumah yang terdampak longsor terpaksa mengungsi.
Sebelum terjadi tanah longsor hujan mengguyur wilayah Kecamatan Pulau Laut Utara sejak pukul 08.00 WITA. Intensitas hujan yang tinggi dan kontur tanah yang labil diduga menjadi penyebab musibah ini.
Menyikapi kejadian ini, tindakan pengamanan segera dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kotabaru bersama Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, relawan Taruna Siaga Bencana, dan Himpunan Balakar Saijaan.
Bangunan dapur rumah milik Rohayah dirobohkan karena kondisinya dinilai tak layak untuk diperbaiki. Sedangkan untuk rumah Hamidah yang berada di atasnya, jika mau diperbaiki maka beban rumah harus dikurangi terlebih dulu.
Selanjutnya BPBD Kabupaten Kotabaru akan berkoordinasi dengan instansi pemerintah yang terkait agar lokasi-lokasi rawan bencana lebih diperhatikan.
"Hal ini kita tindaklanjuti juga dengan melapor ke instansi terkait bahwa lokasi yang rawan ini mohon diperhatikan. Mungkin kita harus merelokasi karena ini rawan bencana dan kalaupun tidak direlokasi juga kita harus bikin penahan supaya tanah tidak bergerak," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Kotabaru Syafarudin Syukur.
BPBD Kabupaten Kotabaru telah menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa bahan-bahan logistik kepada para korban yang terdampak bencana tanah longsor ini. Sedangkan untuk bantuan rekonstruksi berupa bahan bangunan masih diupayakan.
Baca juga: Waspadai delapan titik rawan longsor di Agam
"Selasa (12/6) sekitar pukul 10.00 saya mendengar bunyi keras, dikira ada tabrakan. Ternyata teras rumah saya runtuh," kata Hamidah (50), salah seorang pemilik rumah, Kamis.
Tak hanya teras samping rumahnya yang ambruk, tiang-tiang penopang bagian tengah rumah kayu yang berada di ketinggian itu juga patah.
Di rumah yang sudah ditempatinya lebih dari 30 tahun itu, Hamidah hanya tinggal berdua dengan sang suami.
Beruntung keduanya berada di luar rumah saat kejadian. Dengan dibantu kerabat, mereka kemudian mengevakuasi barang-barang yang ada di dalam rumah.
Sementara tetangga yang juga kerabatnya, Rohayah (60), sedang berjualan di pasar saat diberitahu rumahnya runtuh.
"Saudara ipar saya hujan-hujan datang, katanya kamu pulang runtuh rumah. Kenapa jadi runtuh? Pulang saja katanya, kamu lihat sendiri," tuturnya.
Perempuan yang hidup sebatang kara itu pun tergopoh-gopoh pulang. Ia hanya bisa menangis melihat bagian dapur rumahnya miring nyaris roboh.
"Enggakapa-apa berapa puluh tahun hujan, baru ini kena musibah," tambahnya.
Paskakejadian ini, penghuni kedua buah rumah yang terdampak longsor terpaksa mengungsi.
Sebelum terjadi tanah longsor hujan mengguyur wilayah Kecamatan Pulau Laut Utara sejak pukul 08.00 WITA. Intensitas hujan yang tinggi dan kontur tanah yang labil diduga menjadi penyebab musibah ini.
Menyikapi kejadian ini, tindakan pengamanan segera dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kotabaru bersama Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, relawan Taruna Siaga Bencana, dan Himpunan Balakar Saijaan.
Bangunan dapur rumah milik Rohayah dirobohkan karena kondisinya dinilai tak layak untuk diperbaiki. Sedangkan untuk rumah Hamidah yang berada di atasnya, jika mau diperbaiki maka beban rumah harus dikurangi terlebih dulu.
Selanjutnya BPBD Kabupaten Kotabaru akan berkoordinasi dengan instansi pemerintah yang terkait agar lokasi-lokasi rawan bencana lebih diperhatikan.
"Hal ini kita tindaklanjuti juga dengan melapor ke instansi terkait bahwa lokasi yang rawan ini mohon diperhatikan. Mungkin kita harus merelokasi karena ini rawan bencana dan kalaupun tidak direlokasi juga kita harus bikin penahan supaya tanah tidak bergerak," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Kotabaru Syafarudin Syukur.
BPBD Kabupaten Kotabaru telah menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa bahan-bahan logistik kepada para korban yang terdampak bencana tanah longsor ini. Sedangkan untuk bantuan rekonstruksi berupa bahan bangunan masih diupayakan.
Baca juga: Waspadai delapan titik rawan longsor di Agam