Bogor (Antaranews Jambi) - Kepolisian Republik Indonesia kembali mengirimkan pasukan Garuda Bhayangkara dalam misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke lima negara di Afrika dan Haiti, dengan jumlah personel 378 orang, 40 diantaranya anggota Polwan.
Sebelum diberangkatkan pasukan Garuda Bhayangkara ini mengikuti Upacara Tradisi Pembaretan di Pusat Pelatihan Multifungsi Polri, Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu.
"Pasukan Garuda Bhayangkara ini dikirim ke lima misi perdamaian PBB di Sudan, Afrika Tengah, Sudan Selatan, Kongo dan Haiti," kata Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, Irjen Pol Maltha.
Ia menjelaskan, pasukan yang dikirim tergabung dalam dua Formed Police Unit (FPU) dan Police Advisors Indonesia.
Pasukan ini melibatkan 40 Polwan tangguh yang akan ditugaskan untuk misi pemeliharaan perdamaian di daerah-daerah yang sedang berkonflik sebagaimana yang diminta oleh PBB.
"Pasukan ini sudah kita siapkan sesuai kebutuhan daerah misi setelah tim Recce (tim aju) melakukan kunjungan dan memperdalam berbagai informasi tentang Analisa Daerah Operasi," katanya.
Setelah mendalami informasi tersebut, selanjutnya Polri membuat program yang selaras dengan SOP PBB untuk menengahi pertentangan daerah konflik tersebut yang terpusat di Cikeas.
"Penyusunan program berlangsung selama sembilan bulan," katanya.
Hari ini Polri melakukan Tradisi Pembaretan bagi para calon "Peacepeekers" (pasukan penjaga perdamaian) yang telah melaksanakan latihan berganda maupun berbagai kegiatan peningkatan kapasitas lainnya yang dipimpin oleh Karo Misi Internasional Polri, BJP Krishna Murti bersama tim Hubinter, Brimob dan berbagai unsur pendukung lainnya.
Maltha mengatakan, perjalanan kontingen Garuda Bhayangkara Polri dalam misi perdamaian dunia memiliki sejarah panjang dimulai sejak tahun 1989 di Namibia hingga 2017.
"PBB memberi apresiasi luar biasa terhadap pelayanan internasional dan kinerja maksimal yang selalu Polri persembahkan," katanya.
Secara rinci jumlah pasukan yang akan dikirimkan ini total 378 personel terdiri atas 198 personil FPU 11 ke UNAMID (Sudan), 151 personil FPU 1 ke MINUSCA (Afrika Tengah).
Sementara itu Police Advisor berjumlah 29 personel yang akan dikirim ke Haiti (MINUSTJUH) dua personil ke Sudan Selatan (UNMISS) tujuh personel, ke Kongo, 14 personel, ke Afrika Tengah (MONUSCO) berjumlah enam personel.
Untuk mengemban dan menjalankan tugas ini, para personel telah dibekali dengan beberapa keahlian yang menunjang tugas mereka di daerah konflik.
"Mereka juga dibekali kemampuan bahasa, Arab, Perancis dan Inggris," kata Maltha.
Sementara itu, Kepala Biro Misi Hubungan Internasional, BJP Krishna Murti, menjelaskan bahwa, pasukan FPU dan Police Advisor ini memiliki tugas khusus melakukan pengamanan terhadap obyek-obyek vital milik PBB di misi-misi yang akan didatangi tersebut.
"Tugas mereka mengamankan fasilitas vital milik PBB, mengamankan pelaksanaan tugas Police Advisors, melindungi para pengungsi di IDPs` camp atau kamp-kamp pengungsi serta mengamankan proses distribusi bantuan kemanusiaan," katanya.
Krisna menambahkan, Polri terlibat aktif mendukung setiap program PBB dalam keamanan dunia, dan demi keharuman nama Bangsa dan Negara, Merah Putih dan Pertiwi.
Baca juga: Polri tunggu keputusan PBB sebelum berangkatkan pasukan FPU
Baca juga: Sudan hargai pasukan perdamaian Polri di Darfur
Baca juga: Pasukan Polri Kontingen Terbaik di Sudan
Sebelum diberangkatkan pasukan Garuda Bhayangkara ini mengikuti Upacara Tradisi Pembaretan di Pusat Pelatihan Multifungsi Polri, Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu.
"Pasukan Garuda Bhayangkara ini dikirim ke lima misi perdamaian PBB di Sudan, Afrika Tengah, Sudan Selatan, Kongo dan Haiti," kata Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, Irjen Pol Maltha.
Ia menjelaskan, pasukan yang dikirim tergabung dalam dua Formed Police Unit (FPU) dan Police Advisors Indonesia.
Pasukan ini melibatkan 40 Polwan tangguh yang akan ditugaskan untuk misi pemeliharaan perdamaian di daerah-daerah yang sedang berkonflik sebagaimana yang diminta oleh PBB.
"Pasukan ini sudah kita siapkan sesuai kebutuhan daerah misi setelah tim Recce (tim aju) melakukan kunjungan dan memperdalam berbagai informasi tentang Analisa Daerah Operasi," katanya.
Setelah mendalami informasi tersebut, selanjutnya Polri membuat program yang selaras dengan SOP PBB untuk menengahi pertentangan daerah konflik tersebut yang terpusat di Cikeas.
"Penyusunan program berlangsung selama sembilan bulan," katanya.
Hari ini Polri melakukan Tradisi Pembaretan bagi para calon "Peacepeekers" (pasukan penjaga perdamaian) yang telah melaksanakan latihan berganda maupun berbagai kegiatan peningkatan kapasitas lainnya yang dipimpin oleh Karo Misi Internasional Polri, BJP Krishna Murti bersama tim Hubinter, Brimob dan berbagai unsur pendukung lainnya.
Maltha mengatakan, perjalanan kontingen Garuda Bhayangkara Polri dalam misi perdamaian dunia memiliki sejarah panjang dimulai sejak tahun 1989 di Namibia hingga 2017.
"PBB memberi apresiasi luar biasa terhadap pelayanan internasional dan kinerja maksimal yang selalu Polri persembahkan," katanya.
Secara rinci jumlah pasukan yang akan dikirimkan ini total 378 personel terdiri atas 198 personil FPU 11 ke UNAMID (Sudan), 151 personil FPU 1 ke MINUSCA (Afrika Tengah).
Sementara itu Police Advisor berjumlah 29 personel yang akan dikirim ke Haiti (MINUSTJUH) dua personil ke Sudan Selatan (UNMISS) tujuh personel, ke Kongo, 14 personel, ke Afrika Tengah (MONUSCO) berjumlah enam personel.
Untuk mengemban dan menjalankan tugas ini, para personel telah dibekali dengan beberapa keahlian yang menunjang tugas mereka di daerah konflik.
"Mereka juga dibekali kemampuan bahasa, Arab, Perancis dan Inggris," kata Maltha.
Sementara itu, Kepala Biro Misi Hubungan Internasional, BJP Krishna Murti, menjelaskan bahwa, pasukan FPU dan Police Advisor ini memiliki tugas khusus melakukan pengamanan terhadap obyek-obyek vital milik PBB di misi-misi yang akan didatangi tersebut.
"Tugas mereka mengamankan fasilitas vital milik PBB, mengamankan pelaksanaan tugas Police Advisors, melindungi para pengungsi di IDPs` camp atau kamp-kamp pengungsi serta mengamankan proses distribusi bantuan kemanusiaan," katanya.
Krisna menambahkan, Polri terlibat aktif mendukung setiap program PBB dalam keamanan dunia, dan demi keharuman nama Bangsa dan Negara, Merah Putih dan Pertiwi.
Baca juga: Polri tunggu keputusan PBB sebelum berangkatkan pasukan FPU
Baca juga: Sudan hargai pasukan perdamaian Polri di Darfur
Baca juga: Pasukan Polri Kontingen Terbaik di Sudan