Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Agus Taufik Mulyono meminta seluruh masyarakat untuk tidak mencibir kebijakan pembangunan Bandara Kertajati.
"Jangan hanya mencaci-maki, tetapi seharusnya cari solusi. Jangan hanya melihat kepentingan Bandung saja karena saya yakin dengan pemindahan penerbangan itu pariwisata Bandung tidak akan mati karena sudah dikenal sebagai kota Pendidikan dan wisata kulinernya,” ujar Agus dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu.
Guru Besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu menjelaskan bahwa terkait dengan kendala yang dihadapi penumpang pesawat yang harus melalui perjalanan darat cukup jauh menuju Bandara Kertajati, hal tersebut bisa dengan mudah diselesaikan.
"Solusinya, diperlukan angkutan shuttle bus yang andal dengan penambahan simpul pemberangkatan ke Bandara Kertajati dari Bandung maupun kota-kota lain di sekitarnya. Dan tidak kalah penting lagi, angkutan itu harus bersubsidi agar masyarakat bisa tertarik menggunakannya,” kata Agus.
Jalan keluar berikutnya, lanjutnya, pemerintah harus mempercepat pembangunan tol Cisumdawu. Karena dengan beroperasinya tol tersebut, waktu tempuh penumpang dari kota-kota di sekitar Bandara Kertajati menjadi lebih cepat.
Sebelumnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai Bandara Husein Sastranegara sudah tidak bisa mengakomodasi pertumbuhan lalu lintas udara di Provinsi Jawa Barat.
Dalam catatan Kemenhub, pertumbuhan lalu lintas udara di Jawa Barat sudah tidak terakomodasi oleh Bandara Husein Sastranegara.
Sepanjang 2016-2018, jumlah penumpang tumbuh 6 persen menjadi 3,86 juta pax. Kargo tumbuh 40 persen jadi 19,21 juta kilogram, dan lalu lintas pesawat tumbuh 11 persen jadi 31.865 pergerakan pesawat. Dengan demikian mau tidak mau harus pindah ke Bandara Kertajati.
Pandangan yang sama diutarakan pula oleh Director of Engineering & Operation Angkasa Pura II atau AP II Djoko Murjatmodjo mengatakan bahwa Pemerintah Daerah dan masyarakat Jawa Barat tidak akan bisa menikmati manfaat yang lebih besar dari sektor pariwisata, jika masih tetap mengandalkan Bandara Husein Sastranegara sebagai pintu masuk wisatawan ke daerahnya.
Dia menegaskan, sesuai instruksi dari Kementerian Perhubungan, AP II tidak akan mengalihkan seluruh penerbangan komersial dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati. Namun hanya akan memindahkan penerbangan domestik bermesin jet saja.
Optimalisasi Bandara Kertajati langkah strategis dan masa depan Jabar
Senin, 24 Juni 2019 6:15 WIB