Palembang (ANTARA) - Warga di sekitar Sungai Lematang, Desa Ujan Mas, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Seletan diimbau tidak beraktifitas di sungai usai kemunculan seekor buaya muara (Crocodylus porosus) satu pekan terakhir.
Dalam literatur disebutkan bahwa buaya muara atau buaya bekatak adalah jenis buaya terbesar di dunia. Dinamai demikian karena buaya ini hidup di sungai-sungai dan di dekat laut (muara).
Kepala Resort Konservasi Wilayah (RKW) VII Isau-Isau BKSDA Sumsel, Raswandi, Minggu, saat dihubungi dari Palembang mengatakan Sungai Lematang masih termasuk wilayah jelajah dan habitat buaya muara, sehingga kemunculannya hal yang wajar namun tetap wajib diantisipasi.
"Buaya itu muncul mungkin karena debit air sungai mengecil akibat kemarau, jadi kelihatan oleh warga, misalnya tinggi air sudah meningkat buaya-buaya mungkin tidak terlihat," katanya.
Menurut dia buaya muara yang menggegerkan warga Muara Enim satu pekan terakhir. Terpantau jumlahnya satu ekor dengan ukuran 2 meter, posisinya berpindah-pindah dari wilayah satu desa ke desa lain.
Selain faktor debit sungai, ia menduga buaya tersebut hendak mencari wilayah pinggiran yang bisa didiami untuk bertelur, namun kemungkinan itu kecil jika melihat kebiasaan buaya meletakkan telurnya di dekat muara.
Jarak sungai ke pemukiman hanya 100 meter, kata dia, sehingga Ia mengimbau warga terus mengawasi keluarganya, terutama anak-anak yang gemar mandi di Sungai Lematang, sebab sepanjang sungai Sampai ke Sungai Musi di Muara Lematang merupakan daerah jelajah Buaya Muara.
"Kami sarankan ke kepala-kepala desa di dekat sungai agar jangan terlalu berani ke sungai, kami juga himbau agar warga tidak panik dan menangkap buaya karena itu ada sanksinya," demikian Raswandi.
Buaya muncul warga Ujan Mas diminta tak aktivitas di sungai
Minggu, 8 Desember 2019 21:59 WIB