Jambi (ANTARA) - Rektor Universitas Jambi (Unja) Prof Dr H Sutrisno menyatakan perguruan tinggi di Indonesia telah melakukan berbagai upaya pencegahan terhadap masuknya paham radikalisme.
“Saat ini gambaran radikalisme di perguruan tinggi menjadi ancaman serius di kehidupan masyarakat, radikalisme mengancam kenyamanan beragama, dan mengancam integrasi bangsa,” kata Prof Dr H Sutrisno di Jambi, Rabu.
Dijelaskan Sutrisno, perguruan tinggi telah menjadi sasaran kaum radikal dalam mengadakan perekrutan dan regenerasi radikalisme. Perguruan Tinggi perlu mengadakan langkah strategis dalam pembentengan karakter dan antisipasi penyebaran radikalisme di kampus.
Menindak lanjuti hal tersebut, Rektor Unja yang tergabung dalam Forum Rektor Perguruan Tinggi Indonesia melakukan audiensi bersama Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin. Audiensi tersebut dilakukan Forum Rektor Perguruan Tinggi Negeri pada Selasa (3/3) di Kantor Wakil Presiden RI di Jakarta.
“Wakil Presiden mengapresiasi pertemuan Forum Rektor ini sebagai mitra strategis program pemerintah,,” kata Prof. Sutrisno.
Ada tiga program strategis yang diharapkan dapat menjadi peran rektor dalam kerangka Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul untuk Indonesia Maju. Diantaranya, pengembangan karakter dan pendidikan bela negara anti radikalisme, pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan usaha mikro kecil dan penurunan angka stanting.
Dikatakan Sutrisno, Wapres berharap para rektor bekerja keras dan maksimal untuk mewujudkan pembangunan SDM Unggul untuk Indonesia maju. Wakil Presiden juga menyambut baik pelaksanaan kampus merdeka dan merdeka belajar yang saat ini menjadi program unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Forum Rektor Perguruan Tinggi Negeri bertujuan merangkul perguruan tinggi lainnya untuk dapat bersama-sama menguatkan karakter bangsa. Forum tersebut untuk mendukung program pemerintah.
Selain itu merupakan komitmen rektor untuk penguatan karakter bangsa dan pencegahan radikalisme di perguruan tinggi.