Jakarta (ANTARA) - Pengembalian keris milik Pangeran Diponegoro sangat bermakna bagi Indonesia karena selain memiliki nilai sejarah tapi juga menunjukkan hubungan diplomasi yang baik antara Kerajaan Belanda dan Indonesia, kata Kepala Museum Nasional Siswanto.
Menurut dia, pengembalian itu menunjukkan bahwa pemerintah Belanda sadar bahwa barang milik pahlawan nasional Indonesia memang seharusnya kembali disimpan di Tanah Air.
Baca juga: Harapan Sultan HB X Belanda juga mengembalikan naskah-naskah kuno
Hal itu juga merupakan itikad baik oleh pemerintah Belanda untuk mempererat hubungan dengan Indonesia, kata dia.
Pendapat tersebut disetujui oleh sejarawan Bondan Kanumoyoso yang menyebut pengembalian keris tersebut merupakan itikad baik dari pemerintah Belanda, dan mungkin bisa memulai proses pemulangan benda-benda lain milik Indonesia.
"Itu mungkin sebagai itikad baik, pertanda awal bahwa mereka sudah ada kemauan untuk mengembalikan benda-benda yang dulu terambil sebagai salah satu bagian dari kolonialisme," kata akademisi Universitas Indonesia itu ketika dihubungi pada Jumat.
Pengambilan barang adalah praktik yang dulu lazim dilakukan dalam proses kolonialisme, dilakukan oleh kolonial atau penjajah kepada negara yang mereka jajah karena dianggap sudah menaklukkan wilayah tersebut.
Sebelumnya, pemerintah Belanda secara simbolis menyerahkan kembali keris Pangeran Diponegoro dalam lawatan Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima ke Indonesia.
Keris itu diserahkan secara langsung kepada Presiden Joko Widodo ketika Raja Willem dan Ratu Maxima mengunjungi Istana Bogor pada Selasa (10/3).
Keris Diponegoro yang dikabarkan sempat hilang akhirnya ditemukan di Museum Volkenkunde di Leiden, Belanda. Lewat penelitian panjang dan mendalam tim verifikasi Belanda dan Indonesia memastikan keaslian keris tersebut.
Menurut sejarah, keris itu didapatkan oleh pemerintah Belanda setelah menangkap Pangeran Diponegoro usai perang besar pada 1825-1830. Kolonel Jan-Baptist Cleerens kemudian memberikan keris itu sebagai hadiah kepada Raja Willem I pada 1831.
Baca juga: Menlu pastikan keaslian keris Pangeran Diponegoro