Jambi (ANTARA) - Kondisi pandemi COVID-19 dan kebijakan physical distancing yang sedang terjadi saat ini berdampak pada pelemahan kondisi perekonomian akibat terbatasnya aktivitas warga.
Upaya menjaga ketahanan pangan menjadi isu yang cukup penting, karena kebutuhan dasar masyarakat terutama pangan harus tetap terpenuhi di tengah kondisi pandemi COVID-19.
Penyebaran virus corona atau Covid-19 di dunia, termasuk ke Indonesia berdampak ke sejumlah sektor usaha di Tanah Air. Kondisi ini tentu akan berdampak pada beberapa sektor usaha seperti pariwisata dan perdagangan. Namun tidak dengan sektor pertanian. Sektor pertanian justru menjadi pengaman dalam menghadapi wabah virus Covid-19 ini.
Maka dari itu sektor pertanian harus menjadi kebutuhan prioritas dan tak bisa dianggap remeh. Itu karena sektor pertanian berkaitan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat Indonesia pada khususnya.
Kegiatan produksi pertanian di masa pandemi virus Covid-19 ini harus tetap berjalan. Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar untuk sektor pertanian.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) selalu menegaskan masyarakat untuk tidak perlu khawatir soal pangan, sejumlah 11 komoditas bahan pokok akan terus kami kawal secara instens.
Sinergi antara petani dan pihak-pihak terkait untuk menjamin mata rantai bisnis di sektor pertanian salah satunya komoditas hortikultura terus dijalin oleh Kementan.
Hal senada juga ditegaskan kembali oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Kementan) Prof. Dedi Nursyamsi menegaskan”Masalah Pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa.
"Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian yang bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi," ujar Dedi.
Dalam menghadapi situasi di tengah wabah Covid-19, Dedi kembali menegaskan bahwa pertanian merupakan garda terdepan pencegahan infeksi Covid-19 karena berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan untuk menjaga imunitas tubuh. “ Kegiatan Tidak Boleh Berhenti, bahkan peran kostratani justru menjadi sangat penting untuk meningkatkan produksi pertanian.
Dedi mengatakan, pertanian merupakan garda depan dalam upaya pencegahan Covid-19 karena pangan adalah penyangga kesehatan kita. Jika kebutuhan pangan terpenuhi, imunitas tubuh masyarakat akan terjaga sehingga kita akan mampu melawan Covid-19. Dengan kata lain, pangan adalah agen yang melawan Covid-19 paling efektif.
Salah satunya sentra komoditi cabai merah yang berlokasi di Desa Siulak Kecil Mudik, Kecamatan Siulak,Kerinci ,Provinsi Jambi tetap aktif berproduktif di tengah pandemic Covid-19.
Kelompok Tani ( Pakton) Simpati melaksanakan panen cabai merah dengan luas panen 0,25 ha, varietas local dengan harga jual ditingkat petani 5000/Kg
Kegiatan panen didampingi, Kepala dinas Pertanian, Koordinator BPP, Penyuluh Pertanian, setempat, dan anggota kelompok Tani Simpati.
Koordinator BPP Suermanto mengatakan ia sebagai Penyuluh Pertanian bersemangat dan bergembira mendampingi panen cabai milik Kelompok Tani Simpati, ditengah kekhawatiran covid-19.
Semangat panen cabai di Kabupaten Kerinci ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten kerinci yang ikut serta dalam kegiatan Pemananenan cabai itu.
Ia mengatakan hasil poduksi petani cabai sangat baik walaupun dengan harga tidak bersahabat akibat covid 19 , pihak dinas selalu mensupport dan memotivasi dengan mengunjungi mereka agar mereka tetap semangat semoga musibah ini cepat berlalu dan keadaan normal kembali.
Beliau Juga juga mengapresiasi atas kinerja Penyuluh pertaniannya yang tetap aktif berkegiatan meskipun saat wabah demi petani maju, rakyat sejahtera.
“Disinilah Peran Penyuluh di kecamatan saat ini gencar berperan dalam penyediaan stok pangan di tengah pandemi Covid-19. Para penyuluh tetap menjadi ujung tombak pemerintah dalam pendampingan petani melalui penyuluhan”, ungkapnya.
Peluang lain juga dapat ditangkap dari pelaku usaha di bidang pertanian, bagaimana pangan sehat tetap tersedia, teknik pengolahannya, sampai pendistribusian ke masyarakat.
Terutama saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah diberlakukan di sejumlah kota besar di Indonesia sehingga membatasi aktivitas mayarakat di luar rumah.
Ini merupakan peluang bagi para pelaku usaha pertanian, khususnya generasi muda juga ditantang untuk menyediakan pangan yang berkualitas di saat pemerintah meneapkan pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Mentan Syahrul Yasin Limpo pun meyakini kemampuan para generasi milenial di bidang pertanian ini terus berkembang.
"Saya makin percaya anak muda yang mau terjun di bidang pertanian, mereka punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman,” ujar Mentan Syahrul Yasin Limpo.
Poktan Simpati tetap semangat laksanakan panen cabai
Selasa, 12 Mei 2020 13:55 WIB