Singapura (ANTARA) - Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia pada Senin pagi, dengan minyak mentah Brent naik didukung pasokan yang lebih ketat, sementara WTI turun karena kekhawatiran bahwa lonjakan kasus Virus Corona dapat mengekang permintaan minyak di Amerika Serikat.
Di tengah meningkatnya jumlah kasus Virus Corona di 39 negara bagian AS, sebuah penghitungan Reuters menunjukkan bahwa dalam empat hari pertama Juli saja, 15 negara bagian melaporkan peningkatan rekor infeksi baru COVID-19 dengan pesta-pesta selama liburan akhir pekan mungkin menyebabkan lonjakan lainnya.
Baca juga: OPEC+ pangkas produksi, ICP Juni naik 11,01 dolar per barel
"Meningkatnya jumlah kasus di beberapa negara bagian AS masih membayangi prospek permintaan energi," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
Namun beberapa di pasar tetap fokus pada pengetatan pasokan ketika produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) turun ke level terendah dalam beberapa dekade dengan produksi Rusia turun mendekati pemotongan yang ditargetkan.
OPEC dan sekutu termasuk Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, telah berjanji untuk memangkas produksi pada rekor 9,7 juta barel per hari (bph) untuk bulan ketiga pada Juli. Setelah Juli, pemotongan akan turun menjadi 7,7 juta barel per hari hingga Desember.
Produksi AS, terbesar di dunia, juga jatuh. Jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi di AS turun ke level terendah sepanjang masa untuk pekan kesembilan, meskipun pengurangan telah melambat karena harga minyak yang lebih tinggi mendorong beberapa produsen untuk memulai pengeboran lagi.
Baca juga: Dolar melemah, dipicu kekhawatiran ekonomi AS akibat bangkitnya Corona