Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan membentuk tim kerja bersama demi mendukung upaya perluasan usaha perusahaan milik negara ke luar negeri atau dikenal dengan sebutan "BUMN Go Global".
Pembentukan tim bersama itu dilakukan sesuai dengan isi kesepakatan dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh dua kementerian di Jakarta, Jumat.
"Melalui MoU ini, kita akan membentuk tim bersama BUMN Go Global untuk mendukung ekspansi BUMN Go Global dan mengidentifikasi bersama peluang investasi in bound dan out bound," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat memberikan sambutan saat upacara tanda tangan MoU.
Menurut Retno, MoU yang ditandatangani dua kementerian itu merupakan landasan bagi kerja sama ke depan. "Kementerian BUMN akan sepenuhnya mendukung program BUMN Go Global," tambah dia.
Dalam kesempatan itu, Retno menyampaikan pembahasan MoU hanya membutuhkan waktu kurang lebih selama satu minggu, sementara biasanya pembicaraan untuk tanda tangan nota kesepahaman menghabiskan waktu sampai beberapa bulan.
"Sejak Pak Menteri (BUMN, red) bicara seminggu yang lalu, kita langsung tindak lanjuti dalam waktu seminggu MoU ini sudah siap jadi landasan kerja kita ke depan," terang Retno.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan "BUMN Go Global" punya dua tujuan, yaitu untuk meningkatkan pemasaran produk buatan BUMN ke luar negeri dan memperbaiki supply chain atau rantai pasok barang di Indonesia.
"BUMN Go Global salah satunya kita ingin berpartisipasi memperbaiki supply chain di Indonesia," ujar Erick dalam sambutannya.
Menurut Erick, Indonesia punya dua keunggulan, yaitu pasar yang besar dan sumber daya alam melimpah, tetapi kurang untuk pengelolaan logistik dan pengembangan teknologi. Alhasil, Indonesia kerap menjadi pasar bagi barang buatan luar negeri.
"Selama ini kita hanya jadi market (pasar, red), tetapi sampai kapan? Ini yang kita harapkan dengan kita melakukan akuisisi dengan perusahaan luar negeri. Tujuannya, sederhana, yaitu memperbaiki supply chain kita. Ini harus benar-benar memperbaiki ekosistem (bisnis, red) yang kita harapkan untuk bangsa kita," kata Erick.
Sejauh ini, Erick menyampaikan beberapa produk buatan BUMN telah mendapat pengakuan dari luar negeri, misalnya vaksin buatan Biofarma.
"Saat ini sudah diakui di banyak negara (produk BUMN, red), misalnya hasil produksi vaksin dari Bio Farma ataupun di industri pertahanan sendiri kita sudah mendapatkan pengakuan di Asia Tenggara, dan banyak hal lagi yang memang kita terus tingkatkan," kata Erick.