Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja disusun untuk meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global sekaligus menciptakan lapangan kerja baru sebagai upaya memulihkan perekonomian nasional.
Baca juga: Wapres: Ekonomi kerakyatan kuat bila ditopang dua pilar
Ma'ruf menambahkan UU tersebut juga merupakan tanggapan pemerintah atas tuntutan masyarakat yang menginginkan perluasan lapangan pekerjaan, reformasi birokrasi, penyederhanaan regulasi, serta penciptaan iklim kondusif bagi investasi dan dunia usaha.
Omnibus Law UU Cipta Kerja tersebut menjadi solusi bagi permasalahan investasi dan dunia usaha yang selama ini terkendala oleh kerumitan birokrasi dan tumpang tindih regulasi. Persoalan tersebut menyebabkan iklim investasi di dalam negeri terhambat dan menurunkan kualitas daya saing Indonesia dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara.
"Hal tersebut menyebabkan Indonesia kalah bersaing dengan negara lain, seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Kamboja dalam hal kemudahan investasi yang mengakibatkan tersendatnya penciptaan lapangan kerja," katanya.
Baca juga: Wapres apresiasi pembentukan jaringan investor "Halal Start Up"
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan UU Cipta Kerja, yang disahkan dalam sidang paripurna DPR pada Senin (5/10), akan memperbaiki kehidupan para pekerja dan keluarganya.
Setiap tahun, menurut Presiden Jokowi, terdapat setidaknya 2,9 juta penduduk usia kerja baru atau generasi muda yang siap masuk ke dunia kerja. Ditambah lagi dengan kondisi pandemi COVID-19, jumlah kebutuhan lapangan pekerjaan semakin meningkat.
Di tengah pandemi, Jokowi menyebut sekitar 6,9 juta pengangguran dan 3,5 juta pekerja terdampak COVID-19. Selain itu, 87 persen dari total penduduk bekerja memiliki ijazah pendidikan SMA ke bawah, sehingga sektor padat karya perlu diperbanyak.
Baca juga: Pemerintah targetkan 20 juta pengusaha mikro dapat bansos di 2021
"Jadi, UU Cipta Kerja bertujuan untuk menyediakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya bagi para pencari kerja dan pengangguran," kata Jokowi