Duta Besar Indonesia untuk Kuwait Tri Tharyat dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Jumat, mengatakan keberhasilan ini dapat membuka pintu investasi bagi Badan Usaha Milik Negara dan perusahaan-perusahaan Indonesia, sekaligus mendukung peningkatan tenaga kerja terampil dan ahli Indonesia di Kuwait.
"Indonesia boleh berbangga atas pencapaian ini karena telah mampu menunjukkan daya saing dan mendapat kepercayaan di Kuwait," kata Tri Tharyat.
Lebih lanjut dia berharap proyek dapat berjalan baik agar menjadi catatan positif bagi Pemerintah Kuwait atas kinerja perusahaan Indonesia.
Diketahui, Kuwait menjadi negara strategis sebagai pintu masuk negara-negara di kawasan Teluk Persia. Hubungan bilateral dan pengalaman menyelesaikan proyek di Negara Teluk menjadi syarat penting dalam ekspansi pasar ke Timur Tengah.
Tender proyek di Kuwait membawa nama Cogindo kendati harus menggandeng perusahaan lokal NAPCO, karena menjadi salah satu persyaratan untuk bisa mengerjakan proyek di negara tersebut.
Cogindo menjalankan bisnis operasi dan pemeliharaan pembagkit listrik, suplai energi, jasa maintenance, repair and overhaul (MRO) komponen pembangkit, serta pelayanan gas diesel engine.
NAPCO sendiri merupakan perusahaan lokal Kuwait yang melayani berbagai industri termasuk minyak dan gas bumi, petrokimia, energi terbarukan, air, dan proyek infrastruktur. NAPCO terlibat dalam proses administrasi, sedangkan pekerjaan utama dikerjakan langsung oleh Cogindo.
Proses tender di Kuwait sangat kompetitif dan diikuti oleh perusahaan multinasional berskala besar. Dengan menangnya Cogindo, katanya, Indonesia memiliki peluang sangat besar untuk ekspansi pasar ke Kuwait.
PLN melalui Cogindo telah membidik pasar global dalam dua tahun terakhir. Selain Kuwait yang akan menjadi pintu masuk Negara Teluk, Cogindo juga membidik Vietnam sebagai pintu masuk ke pasar ASEAN.
Direktur Utama Cogindo Ade Hendratno mengatakan kontrak kerja sama dengan Pemerintah Kuwait menjadi bukti Indonesia dapat bersaing di pasar global.
“Di tengah situasi perekonomian yang terkontraksi akibat pandemi COVID-19, Cogindo mampu melakukan pengembangan bisnis ke pasar global. Ini menjadi sangat prestisius dan menjadi bukti bahwa kita bisa bersaing di pasar global,” kata Ade Hendratno.
Melalui kontrak itu, Cogindo akan melakukan pemeliharaan jaringan distribusi listrik di seluruh wilayah Kuwait yang memiliki luas 17.818 kilometer persegi.
Kontrak berdurasi 36 bulan tersebut akan membutuhkan sekitar 300 tenaga kerja.
“Tidak hanya menjadi sebuah kebanggaan, kontrak kerja ini tentu juga akan meningkatkan pendapatan PLN Grup,” pungkas Ade Hendratno.