Bengaluru (ANTARA) - Kasus virus corona India mencapai rekor puncak untuk hari kelima pada Senin, sementara negara-negara seperti Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat menjanjikan pengiriman bantuan medis darurat guna membantu negara itu menangani krisis --yang membuat rumah sakit kewalahan.
Rumah-rumah sakit penuh sesak di Delhi dan secara nasional menolak pasien setelah mengalami krisis pasokan oksigen medis dan tempat tidur.
Pada Minggu (25/4), Perdana Menteri Narendra Modi mendesak seluruh warga agar divaksin dan waspada. Ia mengumumkan bahwa tsunami COVID-19 telah mengguncang negara tersebut.
Rumah sakit dan dokter mengeluarkan pemberitahuan mendesak bahwa mereka tidak mampu menangani pasien yang membludak.
AS akan segera mengirim bahan baku vaksin, peralatan medis, dan alat pelindung untuk membantu India menghadapi tsunami COVID-19, Presiden Joe Biden mengatakan pada Minggu.
Jerman juga akan mengirim bantuan oksigen dan obat-obatan dalam beberapa hari ke depan, kata Menteri Luar Negeri Heiko Maas pada Senin. Komisi Eropa turut berencana mengirim oksigen dan obat-obatan.
India, dengan 1,3 miliar penduduk, mencatat 17,31 juta infeksi dan 195.123 kematian COVID-19, termasuk 2.812 kematian baru, menurut data Kementerian Kesehatan.
Para pakar kesehatan berpendapat bahwa angka kematian COVID-19 kemungkinan jauh lebih tinggi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Puncak gelombang COVID kedua India diperkirakan pertengahan Mei
Baca juga: Jerman akan kirim oksigen, bantuan medis ke India
Baca juga: PM Modi mengaku terguncang oleh "badai" COVID-19
Penjelasan Menkes tentang lonjakan kasus COVID-19 di India