Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyebut aktivitas subduksi di Sangihe menyebabkan gempa tektonik yang mengguncang wilayah Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara pada Jumat pukul 09.23 WIB dengan magnitudo 5,7.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,05°Lintang Utara 124,4° Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 58 kilometer arah Tenggara Kota Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara pada kedalaman 72 kilometer.
Baca juga: Gempa bumi magnitudo 5,7 guncang Sulut
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas Subduksi Sangihe," ujar Kepada Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKH Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangannya di Jakarta.
Bambang mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Baca juga: BMKG minta Pemkab Malang perbarui peralatan mitigasi bencana
Guncangan gempabumi tersebut dirasakan di daerah Gorontalo, Kotamobagu, Bolaang Mongondow Utara, Tutuyan III - IV MMI ( Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ), di Manado dan Bitung III MMI ( Getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Terasa getaran seakan akan truk berlalu ), di Taliabu, II MMI ( Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang ).
Baca juga: Gempa bumi magnitudo 5,3 guncang Sulut
Bambang mengatakan hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Bambang. Hingga pukul 09.55 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan ( aftershock ).
Bambang mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Baca juga: Sistem peringatan dini gempa UGM siap dipasang di pesisir Pulau Jawa