Jakarta (ANTARA) - Empat atlet Indonesia, yakni Syuci Indriani dari para-renang dan David Jacobs, Komet Akbar serta Adyos Astan dari para-tenis meja mengawali perjuangan kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020, Rabu.
Syuci Indriani menjadi yang pertama tampil pada nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri S14 di Tokyo Aquatics Centre pukul 08.09 WIB.
Meski telah berjuang secara maksimal, langkah Syuci harus terhenti pada babak penyisihan setelah finis di urutan keenam pada lomba heat dua dengan catatan waktu 1 menit 12,13 detik.
Hasil tersebut terpaut 6,76 detik dari Valeriia Shabalina dari Komite Paralimpiade Rusia (RPC) yang finis terdepan sekaligus memecahkan rekor Paralimpiade dengan 1 menit 05,37 detik.
Secara keseluruhan, catatan waktu Syuci menempatkannya di urutan ke-13. Dengan begitu, Syuci gagal ke final yang hanya diraih oleh delapan peserta dengan catatan waktu terbaik dari heat satu dan dua.
Adapun peraih medali emas di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri S14 adalah Valeriia Shabalina yang mencatatkan waktu 1 menit 03,59 detik di final.
Hasil tersebut sekaligus memecahkan rekor dunia atas namanya sendiri ketika turun di Kejuaraan Dunia Para-renang 2019 di London, yakni 1 menit 03,68 detik.
Sementara perak dan perunggu diraih wakil Australia Paige Leonhardt dan Ruby Storm. Keduanya masing-masing finis dengan catatan waktu 1 menit 05,48 detik dan 1 menit 06,50 detik.
Meski demikian, Syuci masih memiliki kesempatan untuk bisa memberikan hasil terbaik pada dua nomor pertandingan lainnya yang akan ia ikuti.
Syuci dijadwalkan kembali berlaga di nomor 100 meter gaya dada putri SB14 pada Minggu (29/8) dan nomor 200 meter gaya ganti perorangan putri SM14 pada Selasa (31/8).
Selain Syuci, atlet dari para-tenis meja Indonesia juga melakoni debutnya di Paralimpiade Tokyo pada Rabu.
Satu di antaranya, yakni David Jacobs yang meraih kemenangan perdana pada babak penyisihan Grup B kelas 10 putra atas Luka Bakic asal Montenegro dengan skor 3-0 (11-5, 11-7, 11-9).
Kemenangan ini membuka peluang David Jacobs untuk melaju ke perempat final. Dia hanya butuh satu kemenangan lagi atas Jose Manuel Ruiz Reyes dari Spanyol di meja satu Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Kamis (26/8) pukul 12.00 WIB.
Pada pertandingan esok hari, David Jacobs lebih diunggulkan karena dari segi peringkat dan rekor pertemuan lebih mendominasi.
Dari segi peringkat, wakil Indonesia itu lebih baik karena berada di posisi kedua dunia. Sedangkan Reyes menempati urutan ketujuh dunia.
Pun demikian dari segi pertemuan, David Jacobs lebih mendominasi dengan mengantongi lima kemenangan dari total delapan pertandingan melawan Reyes.
Sayangnya, nasib berbeda dialami dua wakil Garuda lainnya, yaitu Komet Akbar dan Adyos Astan yang gagal meraih kemenangan pada laga perdana babak penyisihan grup.
Komet yang bersaing di Grup A Kelas 10 harus mengakui ketangguhan wakil Polandia sekaligus unggulan pertama Patryk Chojnowski usai takluk 0-3 (5-11, 7-11, 6-11).
Sementara Adyos kalah dari unggulan pertama asal Turki Abdullah Ozturk pada laga pertama Grup A kelas 4 dengan skor 1-3 (8-11, 11-6, 3-11, 7-11).
Kedua wakil Merah Putih itu akan melanjutkan perjuangan mereka untuk bisa lolos ke babak selanjutnya pada Kamis (26/8) besok.
Komet akan berhadapan dengan unggulan kedelapan asal Prancis Gilles de la Bourdonnaye. Sementara Adyos akan menantang wakil Polandia Rafal Lis di meja tujuh Tokyo Metropolitan Gymnasium pukul 15.20 WIB.
Perenang Syuci gagal tembus final 100 meter gaya kupu-kupu, David Jacobs menang di tenis meja
Rabu, 25 Agustus 2021 23:08 WIB