Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia telah cukup berhasil mengakselerasi transformasi digital ke dalam kehidupan sehari-hari termasuk terhadap sektor keuangan di tengah pandemi COVID-19.
Airlangga mengatakan pandemi memang merupakan momentum yang pas untuk mengadopsi adanya berbagai perkembangan digital dalam rangka mendorong pemulihan.
Keberhasilan Indonesia dalam mengadopsi teknologi digital dapat terlihat salah satunya melalui pertumbuhan yang positif pada sektor informasi dan komunikasi.
Baca juga: Airlangga dampingi Presiden memulai bantuan untuk PKL dan Warung
Menurut dia, pertumbuhan positif di sektor informasi dan komunikasi ini dipicu oleh pergeseran perilaku masyarakat yang cenderung memiliki tingkat pemanfaatan teknologi tinggi selama pandemi.
Pergeseran perilaku masyarakat ke arah digital tersebut telah berdampak pada aspek penunjang ekonomi di kehidupan sehari-hari sehingga pertumbuhan pada triwulan II-2021 mampu mencapai 7,07 persen (yoy).
Terlebih lagi, Indonesia memiliki bonus demografi yang mendukung ekosistem ekonomi digital berkelanjutan yakni banyaknya generasi Z dan milenial dengan usia delapan sampai 39 tahun.
“Penduduk ini memiliki tingkat adopsi digital yang tinggi dan merupakan pengguna internet. Tentunya menggunakan ponsel atau media sosial,” ujarnya.
Ia menyebutkan sebanyak 37 persen konsumen baru telah muncul selama pandemi COVID-19 dan 93 persen di antaranya dinilai akan tetap memanfaatkan produk ekonomi digital setelah pandemi.
Tak hanya itu, akselerasi ini juga terlihat dari 41,9 persen transaksi ekonomi digital ASEAN berasal dari Indonesia dan transaksi di Indonesia per hari ini mencapai Rp44 miliar yang disumbang oleh e-commerce dan sektor lain.
“Itu melingkupi sektor-sektor edu-tech dan health-tech sebagai dampak dari pembelajaran dan konsultasi kesehatan secara online,” katanya.
Baca juga: Airlangga: Pemerintah evaluasi mekanisme kepulangan Atlet PON XX Papua
Transaksi e-commerce perbankan digital dan uang elektronik diprediksi meningkat tahun ini dengan peningkatan terbesar di e-commerce yaitu 48,4 persen sedangkan uang elektronik sekitar 35,7 persen sampai 30,1 persen.
Fintech lending pun turut mengalami perkembangan pesat dengan outstanding pinjaman pada Agustus 2021 meningkat menjadi Rp26,09 triliun dan pinjaman baru sebesar Rp101,47 triliun.
“Peluang tersebut tentu mendapatkan berbagai tantangan terutama di ekosistem digital,” tegasnya.