Jambi (ANTARA) - Keterampilan menulis siswa cerita imajinasi cenderung sulit berkembang disebabkan rendahnya kemampuan mereka dalam mengembangkan ide.
Hal tersebut membuat mereka kebingungan dalam menjelaskan dan mengimajinasikan materi atau bahan yang akan ditulis.
Peranan guru dalam pemilihan media atau alat bantu sangat berperan penting untuk meningkatkan keterampilan menulis, khususnya menulis cerita imajinasi.
Penggunaan media atau model pembelajaran yang kurang tepat membuat siswa kesulitan dalam mengembangkan ide, imajinasi dan kreativitas dalam menulis cerita imajinasi.
Berdasarkan hal tersebut penggunaan media literasi visual melalui film animasi untuk menulis cerita imajinasi diharapkan dapat memacu kreativitas siswa dalam menumbuhkan imajinasi, dengan begitu siswa tidak lagi mengalami kebingungan untuk menuliskan teks cerita imajinasi.
Cerita imajinasi merupakan jenis karangan yang memaparkan rangkaian kejadian yang unik dan menghibur, hasil imajinasi atau perpaduan fakta dengan khayalan penulis. Cerita yang memang tidak benar-benar terjadi tetapi mungkin saja terjadi merupakan ciri khas dari cerita imajinasi. Jenis teks cerita ini banyak melatih kreativitas penulisnya. Hal itu karena dengan berimajinasi, seseorang akan secara aktif dapat mengasah kreativitas.
Media film animasi
Setelah mendapatkan pelatihan dari Program PINTAR Tanoto Foundation, Lidya menggunakan salah satu media teknologi dalam pembelajaran adalah media film animasi pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII, media film animasi merupakan media berupa gambar yang bergerak disertai dengan suara. Dengan penggunaan media film animasi ini terdapat pengaruh bagi siswa itu sendiri dalam proses belajarnya seperti meningkatnya motivasi dan kreatifitas siswa dalam menulis.
Guru pun berharap dengan menggunakan media film animasi dalam pembelajaran menulis dapat merangsang daya imajinasi siswa untuk menghasilkan tulisan berupa teks imajinasi dalam pembelajaran menulis.
Kegiatan pembelajaran menulis cerita imajinasi diawali dengan mengulang materi pembelajaran sebelumnya guna membangkitkan daya ingat siswa terhadap materi sebelumnya yang telah mereka terima.
Selanjutnya, pada kegiatan inti siswa diberi rangsangan dengan tayangan film animasi yang memiliki nilai moral dan pendidikan. Melalui tayangan tersebut diharapkan dapat membangkitkan daya imajinasi siswa untuk menghasilkan teks imajinasi karyanya pada kegiatan inti pembelajaran ini.
Selanjutnya, pada bagian tanya jawab siswa antusias untuk bertanya tentang khayalan-khayalan yang telah hadir di dalam benak siswa untuk dapat dijadikan sebuah tulisan imajinasi. Hingga pada akhirnya siswa menghasilkan karya-karya tulisan yang menarik untuk dibaca.
“Saya senang sekali bu!” ujar Nayaka, “pelajaran terasa tidak membosankan karena kami di beri tontonan yang menyenangkan serta berguna untuk pembelajaran”.
Melalui tayangan tersebut diharapkan dapat membangkitkan daya imajinasi siswa untuk menghasilkan teks imajinasi karya nya pada kegiatan inti pembelajaran ini.
Selanjutnya, pada bagian tanya jawab siswa antusias untuk bertanya tentang khayalan-khayalan yang telah hadir di dalam benak siswa untuk dapat dijadikan sebuah tulisan imajinasi. Hingga pada akhirnya siswa menghasilkan karya-karya tulisan yang menarik untuk dibaca.
Pada akhir pembelajaran, kegiatan refleksi memuat pendapat siswa tentang rasa Bahagia dan menyenangkan yang mereka alami, dan kemudahan bagi siswa untuk menuangkan ide kreatifnya setelah menyaksikan tayangan film animasi pada saat pembelajaran.
“Sebelumnya saat materi menulis teks yang lain, kami mengalami kesulitan untuk mengeluarkan imajinasi, tapi setelah menonton film tadi saya menjadi terinspirasi mengeluarkan imajinasi saya dan bisa menghasilkan teks imajinasi karya saya sendiri,” ungkap Milda.
Penulis: Lidya Aprianti,S.Pd
SMPN 21 Batang Hari/ Guru Mitra Program PINTAR Tanoto Foundation
Belajar menulis dari film animasi
Jumat, 22 Oktober 2021 10:59 WIB