Jambi (ANTARA) - KONI Provinsi Jambi berharap kepada Gubernur Jambi H Al Haris mendukung sepenuhnya dana pembinaan olahraga prestasi agar Kontingen Provinsi Jambi bisa masuk peringkat 10 besar pada PON 2024 Aceh-Medan .
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum KONI Provinsi Jambi Budi Setiawan di Jambi, Rabu.
Untuk tahun 2022 Pemprov Jambi menganggarkan Rp2,9 miliar kepada KONI untuk pembinaan olahraga prestasi. Anggaran sebesar itu masih harus dipotong sekitar Rp450 juta untuk pelaksanaan turnamen sepak bola Gubernur Cup 2022.
Budi membandingkan kucuran dana Pemkot Jambi yang mencapai Rp6 miliar. Sangat jauh dengan anggaran KONI Kota Jambi. Padahal mereka membina prestasi olahraga di tingkat kota.
Menurut dia butuh dana yang besar untuk memulai program besarnya menghadapi PON XXI di Aceh-Sumut 2024 mendatang. Sebab KONI Jambi berencana memulai pelatda jangka panjang sampai 2024 untuk kembali menempatkan prestasi olahraga Jambi minimal di 10 besar nasional.
"Ini berat, tetapi kami akan terus berusaha agar pemerintah bisa lebih memperhatikan pembinaan olahraga prestasi," kata Budi.
KONI Jambi sendiri memang telah merencanakan program besar menghadapi PON XXI. Pelatda jangka panjang akan segera dimulai usai PON Papua ini namun keterbatasan dana membuatnya harus lebih keras memutar otak dan beberapa rencana pembinaan jangka panjang juga sudah disiapkan konsepnya.
Pemetaan kekuatan atlet setiap cabang olahraga juga sudah dilakukan saat masih berlaga di Papua kemarin. Termasuk upaya kami untuk menggolkan Ranperda Keolahragaan Jambi sebagai payung hukum pembinaan olahraga prestasi.
Budi Setiawan juga membandingkan kucuran dana hingga Rp30 miliar untuk KONI Provinsi Jambi pada tahun sebelum kepengurusannya dan ini sangat jauh. Belum untuk memenuhi kebutuhan rutin di KONI seperti gaji karyawan, listrik hingga air.
"Bayangkan, tinggal berapa lagi untuk pembinaan," katanya.
Sementara itu Natalis Apay, pelatih kepala Pengprov PABBSI Jambi meminta pemerintah mengembalikan pembinaan olahraga ke KONI. Sebab untuk olahraga prestasi sesuai undang-undang menjadi ranah KONI.
"Kembalikan pembinaan olahraga prestasi ke KONI. Diskepora urus permassalan olahraga saja. Olahraga prestasi, biar yang sehari-hari bergelut langsung dengan olahraga yang mengurus," tegasnya.
Dikatakannya lagi bahwa kasus atletnya yang gagal tampil optimal di PON Papua kemarin juga imbas keterbatasan dana. Pengadaan baju tanding lifter dicoret. Padahal baju lifter sangat penting untuk performa dan keselamatan atlet.
"Untung atlet tidak cedera," katanya
Kemudian pelatih judo Jambi, Sutoyo juga mengatakan dirinya setuju jika pembinaan olahraga prestasi sepenuhnya dikelola KONI karena KONI sebagai induk olahraga.
KONI Jambi minta Gubernur dukung dana pembinaan olahraga prestasi
Rabu, 3 November 2021 10:55 WIB