Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo meresmikan secara langsung Bendungan Karalloe di Kecamatan Tompobulu, Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa, yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp1,27 triliun.
"Alhamdulillah Bendungan Karalloe yang dibangun menghabiskan anggaran Rp1,27 triliun, hari ini alhamdulillah telah selesai dan siap untuk kita resmikan. Bendungan yang nantinya akan bisa mengairi 7.000 hektare lahan pertanian," ujar Presiden.
Presiden menyampaikan bendungan yang berada di Gowa itu akan difungsikan mengairi 7.000 hektare lahan pertanian di Jeneponto.
"Jadi bendungannya ada di Kabupaten Gowa, tapi yang mendapatkan manfaat nanti para petani di Kabupaten Jeneponto. 7.000, sekali lagi 7.000 hektare, sebuah luas yang sangat besar sekali," jelasnya.
Baca juga: Presiden bertolak ke Sulsel resmikan bendungan dan tanam jagung
Kepala Negara mengatakan dengan adanya Bendungan Karalloe, petani yang tadinya hanya menanam padi dan palawija sekali dalam waktu tertentu, maka bisa meningkatkan masa tanam menjadi dua kali tanam padi dan sekali tanam palawija.
"Sehingga bisa meningkatkan pendapatan, kesejahteraan bagi petani," terangnya.
Presiden menekankan berdasarkan perhitungan, bendungan tersebut juga akan mengurangi banjir terutama yang ada di Jeneponto sebesar 49 persen.
"Kita ingat baru saja tahun 2019 di Jeneponto terjadi banjir besar, nah ini dengan adanya Bendungan Karalloe akan bisa mengurangi 49 persen banjir yang ada," jelasnya.
Selain itu Bendungan Karalloe dinilai akan memberikan dampak yang baik karena airnya bendungan dimanfaatkan bagi pembangkit listrik air baku, yang dibutuhkan bagi masyarakat.
"Akhirnya dengan mengucapkan bismillahirohmanirohim, hari ini saya resmikan Bendungan Karalloe di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Terima kasih," ujar Presiden.
Peresmian bendungan ditandai dengan pembukaan roda pintu air dan penandatanganan prasasti oleh Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Menteri PUPR pastikan kesiapan peresmian Bendungan Karalloe
Baca juga: Progres pembangunan Bendungan Karalloe capai 87 persen